Bangkit Dari Luka: Istri Yang Terbuang
on
angka 180 kilometer per jam, tapi ras
u yang menolak membawaku kembali ke masa lalu. Musik rock berdentum dari speaker, memekakkan telinga,
punggung Jilly yang menjauh di bandara sebulan lalu.
mobilnya! Kau mau
konsentrasiku. Dia mencengkeram pegangan pintu sampai buku-buku ja
g sempurna mulai luntur dan r
as lebih dalam, memaksa mesin meraung protes. Ada bagian dari diriku yang i
ihkan rasa kosong yang menggerogo
kami terdengar panjang dan mar
dengan jarak hanya beberapa sentimete
histeris. "Ada apa denganmu belakangan ini? Kau se
eluar dari jalan tol, dan mengin
raan itu berhenti dengan sentakan ka
u. Jantungku m
. Tapi sekarang, melihatnya merengek dan memelototiku dengan mata yang menuntut, aku
. Suaraku rendah, tapi ta
. "Apa? Kau menyuruhku diam?
oleh hujan, merefleksikan lampu-lampu neon yang dingin.
Sentuhan ringan, hampir tak terasa, yang entah ba
ngan itu kos
iga pul
puluh hari tanpa sketsa-sketsa bangunan yang berserakan di meja makan. Ti
, kali ini dengan kecepata
mencekik. Ruang tamu luas, perabotan mahal, pemandangan kota yan
h tentang pelayan restoran tadi malam. Suaranya berdengun
dan mengambil botol air. Mataku tertu
an yang ditulis Ji
. Ada lekukan khas pada h
raksasa yang masuk ke dalam rongga dada
u tidak pernah pulang ke apar
ah tumpukan batu bata dan semen
hel muncul di pintu dapur, berkaca
ampai penyok. Bunyi gemeretak plastik i
ergi," katak
Ini sudah jam
i mobilku lagi dan berjalan keluar, me
us mene
ini, dihantui oleh bayang-bayang wanita yang terlambat ku