Hurt Wife
etapi pikiran Farida selalu kembali ke kejadian tadi pagi. Entah kenapa wanita itu tidak melakukan tindakan apapun kepada Iksan seharusnya d
tak kencang, belum pernah ada laki-laki lain yang menciumnya
ernah membayangkan pria lain. Seks juga hal yang masih di angg
, pikir Farida. Apa selama ini mas Rahmat tak pernah puas bercin
kan dirinya, tak harus malu dan lebih bisa bebas dalam hal seks. Tetapi semuanya t
a, entah kenapa malah terce
a juga" pikir Farida. Seharusnya dia bisa juga membalas
t fokus dengan pekerjaan nya. Dia seorang istri yang harus menjaga perilaku tidak bo
tu malah jadi sedikit takut berdekatan dengan karyawannya itu. Farida takut tergoda.
yawan yang lain, wanita itu
**************
n dengan Iksan. Wanita itu selalu me
agi Iksan jadi semakin berani dan nakal. Pemuda itu seperti nya tahu kalau Farida tidak melakuka
meremas payudara Farida, ketika wanita itu bertabrakan dengan Iksan di pantry yang hampir membuat Farida jatuh dan Iksan me
itu diam, tidak protes dan marah bahkan tidak berbicara apapun berl
rida ketika bertabrakan dengan Iksan di pantry. Entah kenapa Farida diam saja
********
karena sudah terlalu malam untuk pulang ke rumah. Sempat Terpikir olehnya kesempatan itu pasti tidak di sia-siakan oleh R
lagi sama mereka berdua. Hatinya sudah mati r
dekatan dengan Iksan. Barusan saja tadi Iksan meremas pantatnya. Wanita itu membiarkan saja kelakuan Iksan yang term
tengah kes
unya kerja sambil kuliah . Waktu pertama pemuda itu melamar kerja sebenarnya Farida tak terlalu butuh seorang OB karena selama dia membuka butik biasanya
n. Karena Iksan bilang ia sangat butuh pekerjaan buat meringankan beban ortunya membiayai kuliahnya. Farida menjadi kasihan dan menerima Iksan Be
h dengan badan tinggi besar seperti suaminya Rahmat bahkan Farida merasa tubuh Iksan lebih tinggi dari Rahmat. Memikir
a itu turun ke bawah mengelus vaginanya. Farida memundurkan kursinya , menaikkan rok ketatnya ke atas, tangan kirinya meremas payudaranya sedangkan tangan kanannya turun ke bawah mengelus vaginanya dari luar
an kedua jari Farida ma
ga akhirnya tubuh Farida melenting dan pinggulnya tersentak tanda orgasmenya datang. Jemari tangan Farida semakin gencar m
membuat wanita itu bergegas merapikan pakaiannya dan mengambil
ruang kerjanya dan mengkhayalkan karyawannya sendiri
at telpon yang ternyata dari pelanggan
dilakukan oleh Farida. Pintu perlahan tertutup dan seso