Elena
menyingkirkan mobilnya jadi terparkir di pinggir kota. Semua macam
mu di pinggir jalan sekarang juga!" Balas
apai. Mendapat balasan dari Elena merupakan harapannya. Ia terus memainka
ingkat di balik layar
stirahat di tempat masing-masing, setelah aktifitas malam dan ketika suasana sudah
a jadi berbeda. Berwarna hitam pekat,
nakan. Kain yang mencetak body, sengaja ia hilangkan. Rok span, di b
lingkaran bibirnya, sekarang hanya memakai warna santai terlihat seperti anak ABG seusianya. Hanya s
kang, dan melewati lorong gang kecil untuk sampai di j
yang menghentikan laju mobil
n besinya. Elena masuk ke dalam mobil mewah itu de
Suruh Riz
diam di sisi Rizki. Sesekali Elena menikmati tempat duduk empuk itu dengan aroma wewangian di kursi ter
mi
ah
amu keluar m
ir specialnya. Lalu ia mengintip isi tas yang terselendang di sela tang
as dashboard mobil mewah itu, s
a i
rikan untukku. Amplop satunya la
nyitkan keni
nap
sudn
amu mengembal
terhempas angin dari laju mobil itu, hatinya bergetar. Tak mau sa
ima uang dengan percuma ta
ihan yang tepat untuk ia peristri, dan yang jelas Rizki mengincar anak di perut Elena, setelah ia
embeku, suara handphon
gggg
enya, lalu segera meminggirka
nya, dan mempersiapkan di
al
lo,
ya
edang
di kantor,"
r tidak pulang terlalu malam. Aku masak special b
ambung lagi ya! Aku b
menutup telpon dari istrinya. Rizki celingukan melirik
k sedang di kantor,
ut campur
. Selama perjalanan menuju ke sebuah lestoran, Elena dan Rizki hanya ber
*
aban sang suami yang begitu kaku. Aneh, tak
rasaanku saja." bisi
nya, ia berniat untuk menitip buah-buahan segar kalau pulang nanti. Namun niatnya tak tersampaik
pa." Decaknya kembali men
erah, kakinya terlentang melepas penat seharian m
on ulang suaminya. Tapi kali ini, Mahira is
al
a kami bantu?" Tanya seorang operator yang j
zkinya ada di ruangan?"
f yang sebesa
gaimana? Pak Rizki
kantor bu. Sepertinya, hari i
rcaya. Tidak mungkin seorang operator sekaligus sekertarisnya bohong pada ibu kepala kant
mbuat Mahira segera menutup telponnya. Untuk pertama ka
Mahira benar-benar syok hingga otaknya tak mampu berfik
mengecek ulang baju bekas ke kantor malam tadi yang bisa sampai
gelamkan tangannya ke beberapa kantong baju milik suaminya. Mas
bunyikan sesuatu pada aku, t
Mahira sama sekali tidak mendapatkan bukti apa
g sampah kering di dalam kamarnya. Kakinya menekan kuat tom
tapi seketika itu juga keningnya mengngerut, dan memasukan tanga
membuka kertas yang sudah
ambu