Dikhianati di Ranjang Pengantin
di depan wajah Aurora, bukan dengan bunyi keras, melainkan dengan keheningan
kan gaun malam yang lecek dan robek di bagian bahu karena tarikan pengawal tadi. Dia tidak punya ap
n oleh rasa perih yang teramat dalam. Bukan perih karena perlakuan Jenderal Wirya-dia sudah la
akukan padaku? Kau menghancurkan h
hwa dia belum makan sejak pesta semalam. Dia menatap uang kembalian receh yang ditinggalkan tukang ojek yang tadi dia tumpangi (
g terak
rah dan memakannya perlahan-lahan. Saat i
ggilan itu dengaal
uara pria itu dalam, dingin, tanpa emosi, sua
jik dan penasaran. "Kamu! Beraninya kamu m
engar meyakinkan tapi terlalu tergesa-gesa. "Aku sudah di bandara. Aku mau pergi dari negara ini. Aku nggak pe
pikir semudah itu? Kamu merenggut segalanya darik
beberapa bulan, anggap saja kompensasi karena aku juga terlibat, meskipun nggak sepenuhnya sal
gan te
ya... lumayan besar. Cukup untuk modal awal hidup baru. Rasa sakit hati yang dirasakannya bercampur dengan r
itu sempit, pengap, dan bau apek, tapi itu adalah tempat berlindung. Dia membeli p
Setiap sentuhan, setiap aroma, membawanya kembali ke kamar suite yang gelap itu. Dia merasa dirinya sudah hancur.
ya-mempercayai bahwa dia adalah anak ya
lalu. Dua mingg
n, dan bahkan ketika dia memaksa dirinya makan
Pasti karena t
bau masakan dari warung sebelah pun bisa membuatny
erbohong pada dokter, mengatakan dia baru saja pindah dan pola hidupnya
mengangguk-angguk saat memeriksa Aurora. Dia mengajukan b
atang bulan?" tanya dokter
ang bulan dua minggu yang lalu. Tapi karena dia terlalu fokus p
jawab Aurora, suaranya tercekat. T
rasa kamu tidak perlu obat sakit peru
ora melakukan tes
h ingin meledak. Dia berharap, berharap penuh, bahwa ini semua hanyalah sa
bali ke dalam ruangan. Di atas meja, tergeletak
n nada ramah. "Kamu hamil. Usia kandun
dak ada lagi air mata. Hanya ada rasa d
k ingat wajahnya. Hamil anak dari malam ter
ndal lagi. Ini adalah
ja?" tanya dokter itu khawat
tersenyum, senyum yang jauh dari kata bahagi
i. Di tangannya, selembar kertas bertuliskan has
angku kayu yang sudah reyot. Dia menarik napas dalam-da
ari pria itu. Anak ini akan menjadi penging
alah jalan keluar yang paling mudah, paling bersih. Dia bisa melu
nnya yang gemetar di pe
mengelilinginya. Dia memikirkan ayahnya, yang pasti akan menghinanya lagi
ikit gerakan di perutnya, at
pi entah kenapa, saat tangannya menyentuh kulit perutnya, perasa
kah lagi, Aurora adalah anak yang sangat dicintai. Dia selalu ing
. Anak ini adalah bagian dari dirinya. Jika dia menggugurkannya, dia sama saja
da
enjadi alasan terkuatnya untuk bangkit dan kembali. Dia tidak akan membiarkan anak i
ini, dan dia harus pergi, jauh dari jangkauan Je
uang transfer dari Tuan David, dia memesan tiket pesawat paling murah ke London. London, k
arkannya: Bibi Marni, mantan pengasuhnya yang kini tinggal di Bandu
ini, dan aku... aku hamil," kata Au
etika dia bicara, suaranya dipenuhi kasih s
Kamu butuh identitas baru. Kamu nggak bisa pakai nama Valenc
a membuat paspor darurat dengan nama tengah dan belakang yang diubah, sekada
menutupi perutnya yang masih rata dengan jaket longgar. Dia men
inggal, Sabrina. Aku pergi sebagai pecunda
rora menangis diam-diam. Tangisan itu bukan la
Kita akan kuat, Sayang. K
a akan menjadi seorang ibu tunggal di negara orang. Tapi dia tidak gentar. Kebenciannya pada Sabrina dan cinta
awan tebal di atas Jakarta, Aurora V
memikirkan Jenderal Wirya, ayah yang membuangnya. Dia hanya memikirkan sat