icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Beautiful Hurt

Bab 4 Chapter 4

Jumlah Kata:1504    |    Dirilis Pada: 09/12/2021

i. Serentak aku melihat ibu berikut Maddie dan Reen berjalan menuju

ngat cantik dan canggih. Ya, canggih adalah kata yg tepat buat gay

ta minusnya. Aura kakak dan adikku memang luar biasa. Mereka canggih dan berkel

eriksa tampilanku di wastafel. Aku meringis melihat penampakan rambut acak-acakan dan wajah berminyakku. Aku

ding. Tetapi karena keringat dan minyak alami yang

dengan daster adem ini. Jadi Boro-boro mandi dan berdandan cantik seperti kakak dan adikku. Saat melangkah ke dapu

kehangatan terdengar di sana. Tidak heran, keluarga Tjandradinata adalah teman lama ibu yang konon sangat berada. Mereka memiliki

satu anaknya dengan Albert Tjandrawinata. A

tel mereka yang baru saja diresmikan. Penasaran aku mengintip suasana ruang tamu sebentar. Aku yakin, aku tidak akan diperkenalkan oleh ibu. Makany

u, Deasy." Aku mendengar suara i

Maddie." Samar-samar aku mendengar suar

engar begitu meyakinkan. Maklumlah adikku itu seorang pengacara muda

ara-suara feminim kakak dan adiknya. Wah, pasti itu adalah suara Albert Tjandrawinata. Semoga saja Reen bisa berjodoh dengan si Albert ini. Deng

ekali ya Marissa? Tidak kalah de

ini adalah pengacara muda yang sedang naik daun. Coba saja berbohong padanya, maka dia akan langsung tahu pada detik pertama hanya dengan memandang matamu." Suara ibu terde

sah buatanku yang tadinya kubuat dengan susah payah masih berada di meja. Ibu dan kakakku Pasti lupa menghidangkannya. Karena terlalu gembira menyambut kedatangan k

berjalan ke ruang tamu. Pembicaraan riuh itu sejenak terhenti. Namun aku tidak mempedulikannya. Tugasku hanyalah mengantarkan kue-kue ini. Titik. Aku tidak mau dianggap mencari

ersetelan jas mahal yang bisa kuasumsikan sebagai A

ku, berubah melihat kehadiranku yan

bel-embel anakku, apalagi membangga-banggakanku seper

rsedih. Toh tidak ada orang

rcampur-campur di dadaku. Aku hanya tersenyum kecil. Aku juga kebingungan harus bersikap bagaimana. Ibu toh tidak menyuruhku memp

panjang sembari beringsut dari sofa. Ayah kemu

t. Ayah juga mengelap keringat yang muncul di dahiku dengan punggung

ggil Lyn saja, Tan," kataku sambil me

lus ringan kepalaku, yang langsung menghadirkan rasa nyaman dihatiku. Ast

idak sengaja bersirobok dengan Albert, aku segera menunduk. Aku

epalamu, Woman. Jangan menunduk-nunduk seperti o

dak mau berlama-lama di ruang tamu. Tetapi tatapan ibu dan kedua saudaraku seakan-akan menyuruhku untuk tidak berlama-lama di sana. Makanya aku memutuskan lebih baik aku kembali ke dapur saja. Lagi pula aku tidak nyaman berada di

yang segar membuatku mempercepat pekerjaanku. Beberapa menit kemudian semua peralatan dapur yang kotor su

di sempat hujan sebentar. Udara semakin semakin sejuk dan berangin. Sejenak aku memikirkan sikap ibu dan kedua saudariku. Dan aku pun kembali bersedih kar

lah hujan seperti ini paling kusuka. Seperti juga wangi alami kain yang baru dijemur

li ya meninggalkan tam

a. Albert Tjandrawinata tampak bersan

tanyaku lirih sambil menatap jalinan tanganku sendi

ini perkenalkan dirimu secara layak kepadaku." Albert menyipit

Entah mengapa aku sangat tidak menyukai aroma mengintimidasi dan aroma wewangian khas pria yang membuatku makin

sedang berbicara d

gelap malam balik menatapku. Hidungnya lurus dan mancung dengan rahang persegi yang kokoh. Bibir Albert ini ber

umat bibirku. Dia benar -benar melumatnya dengan ka

at lidahku. Dan kini dia juga sudah mencuri n

gku ke dinding dan merapatkan tubuhnya kepadaku. Aku bisa merasakan semua bagi

uhkan wajahnya. Aku melihat nafasnya juga tersengal-sengal. Ada

a orang yang tinggal di luar nege

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka