Ayo Kencan Pura-Pura, Temanku [21+]
da mesin motor yang ia pacu. Angin kencang menerpa wajahnya, mengeringkan jejak air mata, tetapi tidak menghilangkan rasa sakitnya. Setiap kali ia menarik gas, ia ber
k di parkiran yang
aja. Te
ternyata suka menghabiskan uangnya di mesin arcade. Yena pernah menertawakannya, dan
t yang penuh kenangan palsu, mencari pelampias
g berantakan terurai jatuh menutupi matanya. Ia
ip-kedip dan suara berisik dari ratusan mesin arcade langsung menyambutnya. Atmosfer
rderet. Jantungnya mencelos. Di sana, di depan mesin ya
elalu tenang kini tampak lebih tegang di bawah lampu tembak mesin. Dia hanya menembak bol
ubah menjadi adrenalin. Daripada lari,
t sepatu botnya berdentum
bising. "Pahlawan kesiangan itu ada di sini juga. Mencari terapi setelah
ya. Ia berbalik, dan tatapan matanya sama kosongn
an. Ia kembali menghadap me
Sungguh sebuah perkembangan. Apa? Kamu marah? Kamu merasa dikhianati? Kasihan. Rasanya sakit, ya?
r bola. Swi
suaranya kali ini sedikit bergetar, menunjukkan
ang luntur. "Tidak mau. Aku menantangmu. Mesin ini. Dua ronde.
tidak minum alkohol, dan aku tidak berhutan
Hao. "Kamu terlalu sibuk jadi bayangan sempurna Scott, kan? Terlalu sibuk menasehati Luna untu
kkan padaku seberapa baik si 'Mata Es' ini dalam melempar bo
t mata Yena yang putus asa di balik kenekatannya. Dia t
koin lagi. "Aturannya: dua ronde, siap
a mem
, terlalu berantakan. Bola-bolanya memantul di ring, meleset jauh, atau mengenai bingkai. Sementara
: Hao 350.
ngat saat Scott pernah memeluknya di sini, tertawa saat ia m
. Ia mulai menembak lebih baik, fo
apai lima detik terakhir, Hao meluncurkan bola terakhi
masih punya satu bola di tangan
k menemba
an, dan kepedasan yang luar biasa, Yena melempar bola basket
aaa
u memantul liar ke langit-langit, hampir mengenai l
cepat. Dia tidak menangis. Dia hanya-kosong. Am
ku kalah. Aku tahu aku kalah. Aku selalu kalah
ang tergeletak di lantai, berjalan ke arah
u juga kalah." kata Hao, suaranya kini ke
ingin. "Terus? Kita duduk di sini dan merayakan betapa Scott dan
nya terlipat di depan dada. Ia menat
. "Kita akan biki
Kamu mau mukul Scott? Aku dengan senang
ikit. Ekspresinya yang tenang
caran,"
Otaknya berput
saja. Kamu dan aku. Semua orang tahu Scott dan aku sahabat, dan kamu adalah pacar Scott. Semua orang tahu Lu
Kamu pasti gila, Hao. Kamu-kamu menyarankan sebuah drama? Padahal kau benci drama! In
a Yena tersentak. "Sakit hati bikin orang melakukan hal-hal gila. Luna mengkhianatik
kita tinjau ide gila ini. Hao. Dengar
jawa
ung dengan jarinya. "Satu, aku berisik. Aku ngoceh melulu. Aku su
suka menunjukkan emosi. Aku suka dud
bek. Aku bisa ngalahin kamu panco
mbaca buku ekonomi di waktu luang. Aku ter
mati karena terlalu banyak menganalisis kencan pura-pura ini! Sementara aku? Aku
n humor gelap di matanya. "Dan kamu terlalu impulsif. Terlalu Gegabah. Kamu akan menghanc
ahnya kedua orang itu!" sergah Yena, se
ah bencana yang sem
a. "Jadi, kenapa
sehingga Yena bisa mencium aroma
a ingin lihat Scott dan Luna merasakan kekalahan. Dan cuma kita berdua-si api dan si es-yang bis
encari keraguan. Tidak a
asa begitu manis dan kotor di lidahnya.
tangan, dan H
an Sempurna," kata Yena, menc
o, dan cengkraman tangannya sama kuatnya. "Kita mulai beso
gorokannya. "Aku lebih baik menjilat oli motor dan balap liar dengan mata
di lubuk hati terdalam, Hao berbohong. Mereka berdua mencari obat untuk
gi berlebihanmu Yena. Besok kita semua masuk kuliah. Fokus saj
encana balas dendamku harus berjalan mulus. Balas dendam kita." Yena memberikan g
alan yang berkelip, Hao, si kutu buku pendiam, berdiri di sam