icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ayo Kencan Pura-Pura, Temanku [21+]

Bab 3 'Balas Dendam' di Time Zone

Jumlah Kata:1564    |    Dirilis Pada: 09/11/2025

da mesin motor yang ia pacu. Angin kencang menerpa wajahnya, mengeringkan jejak air mata, tetapi tidak menghilangkan rasa sakitnya. Setiap kali ia menarik gas, ia ber

k di parkiran yang

aja. Te

ternyata suka menghabiskan uangnya di mesin arcade. Yena pernah menertawakannya, dan

t yang penuh kenangan palsu, mencari pelampias

g berantakan terurai jatuh menutupi matanya. Ia

ip-kedip dan suara berisik dari ratusan mesin arcade langsung menyambutnya. Atmosfer

rderet. Jantungnya mencelos. Di sana, di depan mesin ya

elalu tenang kini tampak lebih tegang di bawah lampu tembak mesin. Dia hanya menembak bol

ubah menjadi adrenalin. Daripada lari,

t sepatu botnya berdentum

bising. "Pahlawan kesiangan itu ada di sini juga. Mencari terapi setelah

ya. Ia berbalik, dan tatapan matanya sama kosongn

an. Ia kembali menghadap me

Sungguh sebuah perkembangan. Apa? Kamu marah? Kamu merasa dikhianati? Kasihan. Rasanya sakit, ya?

r bola. Swi

suaranya kali ini sedikit bergetar, menunjukkan

ang luntur. "Tidak mau. Aku menantangmu. Mesin ini. Dua ronde.

tidak minum alkohol, dan aku tidak berhutan

Hao. "Kamu terlalu sibuk jadi bayangan sempurna Scott, kan? Terlalu sibuk menasehati Luna untu

kkan padaku seberapa baik si 'Mata Es' ini dalam melempar bo

t mata Yena yang putus asa di balik kenekatannya. Dia t

koin lagi. "Aturannya: dua ronde, siap

a mem

, terlalu berantakan. Bola-bolanya memantul di ring, meleset jauh, atau mengenai bingkai. Sementara

: Hao 350.

ngat saat Scott pernah memeluknya di sini, tertawa saat ia m

. Ia mulai menembak lebih baik, fo

apai lima detik terakhir, Hao meluncurkan bola terakhi

masih punya satu bola di tangan

k menemba

an, dan kepedasan yang luar biasa, Yena melempar bola basket

aaa

u memantul liar ke langit-langit, hampir mengenai l

cepat. Dia tidak menangis. Dia hanya-kosong. Am

ku kalah. Aku tahu aku kalah. Aku selalu kalah

ang tergeletak di lantai, berjalan ke arah

u juga kalah." kata Hao, suaranya kini ke

ingin. "Terus? Kita duduk di sini dan merayakan betapa Scott dan

nya terlipat di depan dada. Ia menat

. "Kita akan biki

Kamu mau mukul Scott? Aku dengan senang

ikit. Ekspresinya yang tenang

caran,"

Otaknya berput

saja. Kamu dan aku. Semua orang tahu Scott dan aku sahabat, dan kamu adalah pacar Scott. Semua orang tahu Lu

Kamu pasti gila, Hao. Kamu-kamu menyarankan sebuah drama? Padahal kau benci drama! In

a Yena tersentak. "Sakit hati bikin orang melakukan hal-hal gila. Luna mengkhianatik

kita tinjau ide gila ini. Hao. Dengar

jawa

ung dengan jarinya. "Satu, aku berisik. Aku ngoceh melulu. Aku su

suka menunjukkan emosi. Aku suka dud

bek. Aku bisa ngalahin kamu panco

mbaca buku ekonomi di waktu luang. Aku ter

mati karena terlalu banyak menganalisis kencan pura-pura ini! Sementara aku? Aku

n humor gelap di matanya. "Dan kamu terlalu impulsif. Terlalu Gegabah. Kamu akan menghanc

ahnya kedua orang itu!" sergah Yena, se

ah bencana yang sem

a. "Jadi, kenapa

sehingga Yena bisa mencium aroma

a ingin lihat Scott dan Luna merasakan kekalahan. Dan cuma kita berdua-si api dan si es-yang bis

encari keraguan. Tidak a

asa begitu manis dan kotor di lidahnya.

tangan, dan H

an Sempurna," kata Yena, menc

o, dan cengkraman tangannya sama kuatnya. "Kita mulai beso

gorokannya. "Aku lebih baik menjilat oli motor dan balap liar dengan mata

di lubuk hati terdalam, Hao berbohong. Mereka berdua mencari obat untuk

gi berlebihanmu Yena. Besok kita semua masuk kuliah. Fokus saj

encana balas dendamku harus berjalan mulus. Balas dendam kita." Yena memberikan g

alan yang berkelip, Hao, si kutu buku pendiam, berdiri di sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka