DI ANTARA NODA DAN CINTA PRASASTI
enyambutnya dengan senyum ceria tanpa dosa. Tentu saja kata bu Septa benar bahwa mereka, anak-an
sekolah, Sasti segera diserbu oleh anak-anak didiknya. Mereka menyapa dengan gembir
bu-ibu itu yang kemudian menjadi ikut akrab dengan Sasti yang mereka kenal sebagai perempuan yang santun dan lembut. Meski demikian tak banyak
la sekolah yang sabarnya melebihi kesabaran Sasti. Selain Sasti, ad
uk ke kelas masing-masing, dengan kegiatan rutin yaitu mengabsen mereka satu per satu. Sementara Sasti hanya mengawal di samping barisan anak-anak itu dengan senyum yang tak