Penantian
ilku, sepertinya ia te
Hanik menyelidik, padahal kami baru juga keluar dari m
Mbak. Masnya ada?" t
a mempersilahkan kami masuk ke dalam rumahnya. Begitulah, kakak iparku itu m
tidak lama setelah Mbak Hanyk pergi ke belakang. Lalu kam
i dipersilahkan duduk oleh Mas Joko. Sementara
Mas Joko setelah kami duduk. Pertanyaannya membuatku merasa se
benarnya aku tidak yakin, keluarga dari suamiku ini bisa menolongku. Apalagi setelah melihat sikap Mbak Hanyk tadi, sem
an maksudku pada Mas Joko. Bagaimana
kamu sampaikan?" tanya Ma
imana ya,
nggak tau kemana rimbanya. Jadi, bagusnya kan keluarganya yang harus
kut campur. Saya cuma kasihan
Hanyk nongol dari balik pintu penghubung ruang tamu d
pulang. Atau pas Win melahirkan, Kalian kasih solusi gitu, Win harus g
ut campur banget urusan si Winar?" Mbak Hany
ntar kesini. Mbak kan keluarga suaminya, harusnya Mbak ngerti dong!" ujar Mbak Tri, masih dengan nada sed
a Mas dan Mbak tidak keberatan, bisa nggak saya tinggal disini. Paling nggak, sampai nanti saya sudah bisa kerja." ak
mm
mi ini banyak. Mbak cuma nggak mau nanti karena bantu kamu, keluarga kami malah kekuranga
ki sepuluh hektar kebun sawit yang telah menghasilkan, empat buah mobil truk yang di
an-jangan kamu selingkuh ya? Bisa aja kan, anak yang kamu kandung itu, bukan anak Roby!" tuduh Mbak Hanyk tanpa alasan. Kami semua terperanjat dengan ucapan M
Netraku mulai berkaca-kaca. Tidak pernah aku menghianati Mas Robby, dalam benak pun tidak.
ama Roby, makanya Roby ninggalin kamu?" Tuduhannya semakin menjadi. Kalau saja aku tahu diperlakukan seperti ini, tidak akan pernah ak
! Nggak usah nuduh yang nggak-nggak!" Suaraku meninggi, seiring dengan
seperti ini." Mbak Hanyk menatapku sinis. Ada kebencian yang terpancar dari matanya yang ditujukan pada
katakan. Aku datang kesini bukan untuk dihina." enak saja menudu
i ini." ujar Mas Joko, tapi ia tidak melihat ke arah Mbak Hanyk, ia menatap meja di d
ggalkan istrinya yang sedang hamil, kalau istrinya ini perempuan baik-baik." Mbak Hanyk melirik ke a
erti itu, Ma!" Suara Mas Joko pelan. Masih terd
dari tadi Papa belain dia terus!" hardik Mbak Hanyk setengah berteriak, terlihat netra Ma
pa malah dituduh yang nggak-nggak!" ucap
ukan dia! Jadi nggak usah belain dia. Aku nggak percaya kalau R
ot. Aku hampir saja tertawa dengan ucapan Mbak Tri, namun rasa sakit dengan tuduh
diam saja! Jangan ikut campur! Pake bilang aku kurang segar
. trus
pingnya. "Biar Winar menyelesaikan masalahnya dengan keluarganya, De
lahku sendiri. Aku nggak apa, kok!" ucapku pada Mbak
anyakan bacot!" ujar Mbak Hanyk sinis. Se
y pada kalian. Aku hanya mencari tempat berlindung di saat aku akan melahirkan nanti. Tapi jika kalian tidak berkenan, aku juga tidak memaksa." ucapku akhirnya memecah keheningan, lalu aku diam sesaat, menahan gejolak di dada yang sep
dengar Mas Joko
ingung, mau
!" Lagi-lagi Mbak Hanyk bersuara lantang. "Heh! Kamu nggak usah sok sok bawa agama, ya. Aku nggak peduli apa kata agama. Yang jelas, aku nggak mau rugi dan tid
hanya dengan tiupan kecil? Aku saja merinding mendengar ocehannya. 'Ya Tuhan, ampunilah dia, bu
" Lanjut Mbak Hanyk tanpa menjaga perasaanku sedikit pun. Suaranya kini sedikit merendah. Andai aku bisa mem
ah dengan ucapan mama yang nggak berperas
amu punya perasaan sama dia, Pa? Hah!" be
nya nggak ada gunanya kita kesini." Ujar
k ketika aku telah berdiri, ak
nyk seperti sedang berpikir. Aku sebena
tap kami satu per satu. Kami semua menatap Mb