Langit dan Evelyn
ama tidak mau membuka mata lagi. Di umur yang masih sangat kecil, gadis itu harus mengenal rasa sakit hati,
ukkan gelombang dan kini berubah menjadi garis lurus. Para perawat datang ke ruangan itu, tubuh gadis kecil itu
ngklek, ular tangga, boneka kertas, yoyo, petak umpet, atau main petasan dari tumbuhan. Terpikirkan saja tidak oleh Evelyn Restama, anak 6 tahun itu. Hidupnya
na merasa haus. Saat sampai di dapur, Evelyn mendengar suara benda terjatuh dengan keras, membuatnya ters
nya menampar, menjambak dan membenturkan kepala ibunya ke tembok. Ev
lari menaiki tangga untuk sampai ke atas menuju kamarnya lagi. Dia menutup pintu dan menguncinya. Suara Ayah Evelyn terdengar ada di balik pintu kamarnya, memanggil namanya dengan lembut. Tapi bujuk rayu ap
bengkak dan merah. Semenjak kejadian itu, Ayah Evelyn telah meninggalkan sebuah luka besar di hati Evelyn kecil.
*
i rumah ber
akan marah ke Ibu Evelyn atau mencari-cari kesalahan, seperti gosokan baju tidak terlalu rapi, susunan berantakan di lemari, masakan yang terlalu asin, atau Ibunya lupa mengg
rap, Panji Manusia Millenium, Gerhana, si Toloy, dan berbagai
gin menjadi dewasa, agar bisa membantu
*
nyakitkan bagi Evelyn yang baru saja beberapa jam ditinggal pe
ng yang disayanginya akan dilupakan seiring berjalannya waktu. Di depan pusara Ibunya, tangisan Evelyn akhirnya pecah, air matanya luruh begitu saja menetes bersamaan denga
teringat pelukan hangat yang dulu sempat tercipta diantara keduanya, seakan semua tidak mungkin secepat ini men
a nggak ajak aku, Ma?" ucapnya begi
begitu jahat padanya. Dengan segala luka yang dia sudah rasakan di umur
ak di sayang, untuk apa