icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MINE

Bab 4 Hari Sial

Jumlah Kata:1321    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

wa dengan gaya berpakaiannya yang sulit berbaur dengan suasana kantor. Baru satu langkah keluar dari kosnya, Ana mengingat sesuatu. Dia belum menghubungi Davin terlebih dahulu. Ana tidak ingin ke

Bapak di kantor kan? Saya udah buat janji

epat membukanya. Melihat betapa cepatnya pria itu

lau ke kantor bawak

i makan siang. Ingin rasanya Ana menuliskan pesan umpatan untuk Davin. Kali ini dia benar-benar kesal. Ba

k bisa masak. Pak Dav

im dan dia berharap Davin tida

k perlu ke kantor, saya

ajah Davin menjadi babak belur. Entah kenapa Ana juga merasa sensitif akhir-akhir ini. S

pa untuk Davin. Bukan rahasia lagi jika akhir bulan adalah hari krisis nasional untuk para pejuang kos. Lag

in yang bisa diolah. Ana terduduk di depan kulkas dengan kecewa begitu hanya menemukan bakso, sosis, dan telur. Saat akan menutu

" teriak Ana begitu mengetahui jika sawi

s Amel bert

arnya. Sepertinya nasi goreng tidaklah buruk, uangnya benar-benar menipis sekarang dan mau tidak mau Ana memutuska

*

a mendengus kesal. Ditepuknya punggungnya dengan pelan untuk mengurangi rasa nyeri karen

a oh J

entah kenapa udaranya terasa begitu panas. Dia berdecak kesal saat mobil di depannya tidak

lit mengingat dia sudah terjebak macet di tengah jalan. Pada saat-saat seperti ini Ana menyesal karena sudah meninggalkan jas hujannya di kamar

n kepalanya pada setir motor. Dia kembali menegakkan tubuhnya dan bersyukur begitu menemukan bengkel di ujung jalan, tapi bengkel itu terlihat cukup ramai. Ditambah dengan hujan deras seperti ini, mungkin kerusakan

i tambal tapi antri, lagi rame soalnya," uca

a akhirnya. Dia bisa menunggu sambil ber

*

membuyarkan lamunannya dan berali

in di sini?" ucap Ana

t kamu. Ada apa?" Alex berta

g. Jadi dit

a, kamu mau ke man

Alex beneran bisa anter

, tapi masih

a." Alex hanya mengangguk da

piri Alex yang sudah siap di atas motor besarnya. Tidak ada percakapan selam

ya?" ucap Alex sam

inggal aja. Lama juga

Ana hanya bisa mengangguk pasrah. Dia juga

anggilnya dan menghalangi langkahnya, "Eh Mbak, jangan masuk! bajunya basah gitu, nanti lantainy

n ya suruh keluar," ucap Ana begitu tidak

i saya suruh-suru

olehin saya masuk." Satpam itu hanya me

resepsionis dan sekarang dia kembali diusir oleh satpam, besok siapa l

da Alex bahwa satpam tidak memperbolehkannya masuk. Ana berpikir dan mencari cara lain agar bis

h tapi nggak dibolehin

ma Davin segera memb

ggu

angin dingin masih menerpa tubuhnya. Alex menggenggam kedua tangannya hingga me

engan cepat. Entah kenapa lagi-lagi jan

terarah pada tangannya yang digenggam oleh A

suk?" tanya Davin begitu

hin satpam,"

Alex yang membuat pria

t siang

natapnya dari atas ke bawah dan mulai melepaskan ja

vin menjelaskan, "Ayo masuk." Lanjutnya dan m

li berhenti dan berbalik menatap Alex, "Kamu

suk tadi. Satpam itu terlihat gugup melihat kedekatan Ana dengan bosnya

gan yang Davin ucapkan. Tidak! seharusnya ini tidak terjadi. Ana ingin mem

*

T

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pertemuan Pertama2 Bab 2 Kembali Bertemu3 Bab 3 Penggoda Hati4 Bab 4 Hari Sial5 Bab 5 Puncak Kesialan6 Bab 6 Tak Terbantahkan7 Bab 7 Menyadari Keberadaanmu8 Bab 8 Hari Bersamamu9 Bab 9 Rasa Amarah10 Bab 10 Teror Pertama11 Bab 11 Kembali Bersamamu12 Bab 12 Nilai Absolut13 Bab 13 Teror Kedua14 Bab 14 Teror Ketiga15 Bab 15 Puncak Teror16 Bab 16 Penyesalan17 Bab 17 Kembali Ke Rutinitas18 Bab 18 Hilangnya Kekasih Hati19 Bab 19 Putus20 Bab 20 Milikku21 Bab 21 Kembalinya Mantan22 Bab 22 Keresahan Hati23 Bab 23 Mengkhawatirkanmu24 Bab 24 Misteri25 Bab 25 Teror lagi26 Bab 26 Tragedi Berdarah27 Bab 27 Kehilangan Jejak28 Bab 28 Mengintaimu29 Bab 29 Sebuah Teka-Teki30 Bab 30 Kenakalan Remaja31 Bab 31 Titik Terang32 Bab 32 Keputusan Sulit33 Bab 33 Kekuatan Cinta34 Bab 34 Wanita Misterius35 Bab 35 Fakta Mengejutkan36 Bab 36 Kejutan Tak Terduga37 Bab 37 Dalang Utama38 Bab 38 Selamat Tinggal39 Bab 39 Langkah Yang Salah40 Bab 40 Saling Menyakiti41 Bab 41 Rasa Rindu42 Bab 42 Kembali Berjuang43 Bab 43 Kecewa44 Bab 44 Terlalu Pahit45 Bab 45 Permintaan Egois46 Bab 46 Lika-Liku Hubungan47 Bab 47 Awal Baru48 Bab 48 Hari Sempurna49 Bab 49 Hubungan Jarak jauh50 Bab 50 Kembali Hancur51 Bab 51 Kemali Ke Rumah52 Bab 52 Mendadak Lamaran53 Bab 53 Rahasia Mengejutkan54 Bab 54 Persiapan Pernikahan55 Bab 55 Hari Istimewa56 Bab 56 Ekstra Chapter: The Happiness57 Bab 57 Ekstra Chapter : The Jealousy58 Bab 58 Ekstra Chapter : The Beautiful Life59 Bab 59 Ekstra Chapter : New Member60 Bab 60 Ekstra Chapter : Perfect Life