Prahara
Beri?" tanyanya ketus b
mungkin sebagai jawabannya. Senyum kemenang
kok arogan! Mentang mentang yang pertama ditemui ada
u nyapu halaman aja harus make baju
tahu rasa, kamu! Gimana, Soraya? Malukan?" Sayangnya kata kata itu ha
bilang dari tadi, sih?
nanya, ya? Kayaknya enggak
bicara!" sungutnya seraya m
ersenyum karena ternyat
bunya mas Beri!"
eaker pada gawai tersebut. Sudah menjadi kebiasaanku selalu menerima telpon dengan cara melou
" salamku pada ibu mengawali perc
ak ada? Ibu pengen bicara sama Tama! Bukan sama kamu!" cerocos ibu ke
k pernah ada perubahan. Lain halnya bila dengan mas Tama. Bahkan ibu mertua tidak pernah mau berbica
kebal dengan perlakuan dan ucapan ketusnya sehingga sudah tidak pernah merasa aneh lagi, bahkan sekarang sering men
sendiri mengingat cara mereka menentramkan hatiku, ya merekalah penyemangat dan penghiburku kala aku merasa lelah dengan perl
itu pada siapapun kecuali pada mama dan kedua kakakku. Karena aku tahu ini adalah aib keluargaku. T
suara lantang ibu terdengar mengejutkan sekaligus membuya
nggak? Bisa bisa pecah gendang telingaku, batinku
engaran," jawabku datar, sudah tak ada rasa kesal ataupun jengkel. Bias
isik bisik hati kecilku selalu hadir untuk mensugesti diri, agar semakin l
travel ayahe Reza," jelasku pada ibu mertua dengan nada bicara
u, Noni!" lagi suara ibu mertuaku menggelegar, terbayang olehku wajahnya past
asut Tama biar enggak nengok orang tua dan adik adiknya. Iya?" Astaga ibu mulai dengan pra
tahu akal bulusmu dan Kamu belum menyiapkan jawaban bohongmu, Istri macam apa kamu, yang menyuruh suaminya jad
menjelaskan y
emang begitu lo, Bu,"
adalah surganya imamku. Selama dia tak menyakiti fisikku biarlah, toh batinkupun sudah tak me
ntai biar enggak naik tensi darahnya," terngiang kembali pesan mas Tam
prihatin dengan kondisiku yang tidak pernah dianggap
ibu untuk menyerahkan dana rutin kebutuhan bulanannya
ya untuk bersilaturahmi ke rumah ibu ditam
u terbentur dengan kegiatan persiapan UN di sekolahku dimana aku menjadi salah satu panitianya, sementara ibu gak mau jatah b
berbakti pada ibunya, namun bila aku ikut, mereka tak pernah menganggap aku ada d
butakan oleh cinta, sehingga masih tetap bert
ak ada alasan bagaiku untuk mengakhiri hubungan ini. Toh tidak setiap hari juga aku bertemu dengan mereka. Paling juga 1 bulan 1 kali dan paling lama hany