Untouchable Man
h makan siang Raga akan menjelaskan secara detail tentang humas perusahaan. Naya yang memang berminat
a Raga mematikan proyektor setelah
banget sih, tapi bisa lah
ago ngeditnya. Kalo mau belajar,
ng bisa belajar gr
enarnya ada Arman tadi. Namun, dia keluar ter
aat makan siang. Rezal terlihat biasa saja saat melihatnya, tapi kalimat yang
ada Raga. "Tadi yang di ruangan
manya Pa
u di restoran. Aku nggak sengaja
antes Pak Rezal
dendam kan, Mas? Aku masih seha
"Nggak tau juga ya, Nay. Pak Rezal orangnya
engan resah, "Janga
ertawa karena berhasil membuat Naya takut. Yang dia ucapkan adalah kebo
kok nyeremin," ce
Pak Rezal de
jangan bilang. Aku be
gan, "Nggak janji ya, Nay. Ini mulut kalo nggak
*
nya dia sudah dalam perjalanan pulang sekarang. Namun yang ada, dia harus terjebak di lobi kantor karena hujan yang turu
ya seseorang yang m
rawan seperti ini. Naya hanya bisa mengulum bibirnya pelan. Dadanya bergemuruh, lagi-lagi antara terpeso
. Nunggu uj
di samping Naya. Matanya melihat k
Rezal berbalik menatap
ng. Sedetik kemudian dia menyadari apa yang terjadi pada Naya. Dia teringat
" tanya Rezal mena
pelan, seolah terhipnotis dengan waj
sa diti
ngannya dari wajah Rezal. "Nggak usah
lagi. Bukannya apa, tapi dia tidak t
gak,
ai memanggil satpam, "Ka
nya dan mengambil jas hujan yang selalu tersedia. Tak lupa dia juga mengambil payung untuk dirinya se
dulu jas
capan Fira dan Raga yang mengatakan jika Rezal akan mempers
ke?" tanya Naya men
pake jas huj
menggaruk lehernya pelan. Di
ggak mau
as hujan milik Rezal dan memakainya. Rezal masih b
ucap Rezal saat Naya sudah mema
Besok jas hujann
ang berkedut. Entah ke mana rasa takut yang menyerangnya tadi siang. Saat ini Rezal
min jas ujan, tapi k
*
anita yang dia sayangi itu membahas tentang kenyamanannya akan melajang. Buka
na nggak mau, sama adiknya Rana juga nggak
ga Rezal bawa calonnya sen
n, Pa? Mama uda
kesal. Wanita itu membicarakannya se
Rezal mengambil lalapan s
, Zal." Fadil-kakak Rezal
Sedangkan Fadil hanya tertawa dan mencium
n Mbak nggak, Zal?" tawa
ikut-ikuta
as, "Lihat anakmu, Pa! Masa dia bene
" Rezal mengambilkan nasi untuk Ibunya sebagai pe
an yang masih terus berlangsung hingga sekarang. Setidaknya seminggu sekali
zal mengangguk dan mene
amu masih kuliah ya, Ra?" tanya Rezal mem
ac
uat kamu mecahin 7 p
merasa sungkan dengan orang tua Rezal di hada
lap bibirnya dengan tisu,
apak sabar ya sama Naya. Kelakuannya emang ra
aru satu hari soalnya. Lagian kam
aya, Pak. Masa Pak Rezal nggak p
g sejak kapan sepupuan
ah." Tangan Nara terulur untuk mengambil piring koson
nya. Tanpa dia sadari jika Ibunya tengah mencu
tanya Ibunya dengan
ya?" tanya R
k magang. Ca
ya. Kenapa jadi Naya? Rezal lebih yakin jika jodohnya masih disayang
*
B