Di Atas Ranjang Om Rudy
g sudah menunjukkan mendekati dini hari. Lelaki paruh baya itu terbangun dan meminum segelas air dari kulkas yang tak jauh dari tempat tidurnya. Kantuknya hilang dan Om Rudy memilih
perempuan itu, tetapi sorot mata Liany yang sayup masih menyiratkan ketegaran dan ketabahan. Om Rudy seperti melihat tante Katrin di masa muda, sendirian di tepi jalan saat t
peralatan fitness tersedia di sana yang membuat Om Rudy selalu terlihat bugar dan awet muda. Bergegas Om Rudy mengganti piyamanya dengan pakaian ola
idam hanya sampai tiga atau empat bulan pertama saja. Liany menuju dapur, dilihatnya dapur masih kosong, belum ada bi Inah di sana. Liany mengambil gelas untuk mengambil ai
uarkan isi perutnya. Keringat dingin membasahi dahinya,
ekuningan yang pahit terasa di mulutnya, masih
engkuknya diraba dan dipijat
ng di telinga Liany dan benar saja dalam hitungan detik Liany kembali menunduk dan memuntahkan cairan itu lagi. Lut
ambil membimbing perempuan itu untuk duduk. Wa
Liany tertunduk, perasaan tidak enak i
Myla yang sepertinya terbangun mende
a Liany lebih parah lagi," jawab Om Rudy sambil be
, biar kamu istirahat dulu, aku akan minta bi Inah b
merasa heran karena semua
tanya perempuan paruh baya itu
kehamilan pertama jadi saya belum paham apa-apa," jawab Liany dengan lemah. Bi Inah mengangguk p
, Lia?" tawar Myla yang melih
langkah pengelihatan Liany tampak gelap dan melihat jika rumah ini menjadi miring. Om Rudy
ah cepat om Rudy. Bergegas Myla membuka selimut Lia dan om Rudy meletakkan Liany hati-hati, selimut itu kembali dinaikkan Myla hingga sedada Liany. Ma
nya menggema dalam kepala Liany. Liany membuka matanya, samar di
.. Mas Adam pulang?
isangka Lia adalah suaminya. Liany menurut dan memejamkan matanya kembali.
menolaknya. Bergegas dia melajukan mobil menuju apartemen pemuda itu, tante Katrin hanya bisa berharap Satria masih mau membukakan pintu untuknya dan itu sudah cukup. Tak butuh waktu lama tante Katrin sudah bera
tak menunggu jawaban gadis itu, dia melangkah mas
ia keluar dari kamarnya dengan h
i antara kita sudah tidak ada urusa
pulang hari ini, aku harap kau masih membe
ini." Satria membuka sebotol anggur dan menuangkannya dalam gelas, gadis yang membukakan pintu itu
ku pamit dan aku masih menunggu kau mau menghubungiku lebih dulu. Jaga dirimu baik-b
a hingga dia tidak mau melepaskanmu," ujar Celia dengan gaya yang dibuat sangat sensual. Kalimat Celia berhasil membuat Satria marah, dia me
mulutmu itu dan bersikap hormat pada tamuku, kau mengerti?!" bentak S
atau wanita rendah pemuas sepertimu!" Satria menghempaskan wajah Celia,
dan dendamnya begitu membakar hatinya, dilampiaskan dengan mengencani perempuan-