Di Atas Ranjang Om Rudy
eakan-akan memberikan pesan jika Liany akan baik-baik saja bersamanya. Mereka memasuki ruangan dokter yang sudah le
lan Adam mendiang suaminya yang sangat berharga. USG empat dimensi yang dilakukannya mempe
urang, jangan stress dan perbanyak makan dengan gizi yang seimbang," sara
inya yaa, Bapak," tegur d
lami stress karena suaminya baru saja meninggal dunia, tetapi kami pasti akan menjaga
di dalam perut ibu kini jauh lebih berharga, kasihan jika bayin
baik mungkin." Liany tersenyum kecil sambil mengelus perutnya. Berbagai vitamin dan kalsium diresepkan o
Om Rudy tidak langsung pulang me
ngung karena mereka mengambil jalan m
hati-hati agar Liany tidak mengalami guncangan di jalan. Dia tahu jika Liany tidak mendapat kehidupan yang layak di rumah mantan mertuanya itu. Seingatnya dulu, Liany adalah gadis yang cantik, bentuk tubuhnya proporsional, pipi yang berisi dan kemerahan. Sangat ber
iany agar berhati-hati turun dari mobil. Sikap yang sangat mengayomi, persis perlakuan Adam yang sang
pada deretan kotak susu hamil itu. Liany memilih sesaat dan mengambil sekota
l yang dipilih Liany. Liany mengambil sekotak lagi dan di saat yang sama om Rudy juga ingin mengambilkan untuknya. Om Rudy malah memegang tangan Liany,
yur," kata om Rudy lagi setelah meli
saja terbangun melihat sejenak pada ponselnya yang menunjukkan panggilan tak terjawa
a tante Katrin yang melihat
nya ini. Tante Katrin berjalan berkeliling di dalam apartemen Satria, beberapa kaleng minuman berserakan, kulit kacang dan sebelah stoking wanita di sudut ruangan. Apartemen Satria terlihat seperti habis mengad
erampas tempat sampah yang dipegang tante Katri
duli padamu, aku bersyukur t
saja, kau sudah mengingkariku, pada dunia pun kau tidak mau mengakui keberadaanku, Nyonya Ka
afkan aku, aku sed
memberitahukan tentang aku pada laki-laki kaya itu?!" tanta
au berhenti menemuiku, aku sudah punya jalan hidupku sendiri. Kau urus saja keluarga keb
ih marah padaku. Tolong aku mohon padamu, beri aku waktu untuk menyiapkan semuanya." Tante Katrin berjalan menuj
ahu saat ini kau sedang merintis perusahaan baru. Aku akan mendukungnya untukmu, aku punya banyak kol
erima kasih kau telah menghilang dari hidupku sehingga aku bisa menikmati kerja kerasku yang sekarang. Silahkan tinggalkan apartemenku jik
i muda itu tak akan sudi menyentuhnya tetap saja kertas itu ditaruhnya di atas meja tamu. Dengan senyum getirnya tante Katrin berpamitan pada pemuda itu. Setelah tante Katri