Aku Membenci Setiap Detik Bersamamu
h baginya, seolah ketenangan hanyalah jeda sebelum badai baru muncul. Ia merasakan tendangan kecil di
ng. Mama akan melindungimu, tidak peduli apa yang terjadi di luar sana." K
tetangga tadi malam," katanya sambil duduk di sofa. "Beberapa orang mulai menebar rumor tentangmu dan Dami
konflik baru: tekanan sosial yang bisa menghancurkan citranya dan merusak rasa aman
k reputasi maupun keamananmu. Dan kau harus tahu, ini baru permulaan. Orang
ya semakin kuat. "Aku tidak akan membiarkan mereka menya
manan tambahan. "Alira, ada indikasi seseorang dari luar mulai mencoba mendekati rumahmu. Kami perlu memperkuat siste
Aku mengerti. Kita harus siap menghadapi apapu
Aku akan menyiapkan protokol darurat. Dan Serena, kau h
an lemari yang bisa dikunci, dan memastikan setiap barang berada di tempat aman. Aktivitas itu m
mor asing muncul di layar. Ia menatapnya d
a tegas tapi me
ingin kau tahu, ini baru permulaan. Dunia Damian bukan tempat yang bisa kau hindari begitu saja. Aku
nahan amarah dan ketakutan.
jelas. Kau tidak akan bisa bersembunyi selamanya
, dan bukan sekadar rumor. Dunia Damian tidak hanya penuh intrik, tapia setelah mendengar suara t
eorang mengancamku... terkait Damian. Ini baru permu
ihak keamanan tambahan. Kau harus tetap tenang dan menghindari kontak langsung den
giatan rutin untuk bayi. Ia mulai memasang kamera tambahan di sekitar rumah, menyiap
dulu sederhana, ketika cinta Damian terasa nyata dan hidup tidak dipenuhi tekanan dan ancaman. Namun sek
irannya, membuat dada terasa sesak. "Aku pernah mencintainya... tapi aku tidak akan jatuh lagi. Aku harus mel
an untuk bertemu, membahas hak kunjungan anak. Alira tahu ini akan menjadi ujian besar: bertemu p
n seperti biasa. Namun Alira merasakan ada perubahan: aura domi
at yang terbaik. Aku tidak ingin merusak a
an yang jelas. Anak kita membutuhkan stabilitas dan keamanan. Aku
"Aku mengerti. Kita akan mel
a mulai melihat seseorang mengikuti dari kejauhan, membuatnya sadar bahwa tekanan eks
gu dengan ekspresi cema
an orang-orang di sekitarnya tidak akan membiarkanku sendirian. Aku ha
nya tersenyum. Air mata menetes pelan, namun kali ini bukan air mata takut, melainkan air mata keberan
n, keteguhan, dan cinta tanpa syarat. Babak yang akan mengajarinya bahwa meski dunia penuh ancaman dan tekanan sosial,
uara bayi yang bergerak di perut Alira. Ia merasakan tendangan kecil, pengingat bahwa hidupnya kini bukan lagi han
biasa-biasa saja. Tapi ia tahu, dari balik kerumunan itu, mungkin ada mata-mata yang mengaw
an tim keamanan tambahan. Mereka akan melakukan patroli ekstra di sekitar rumah, d
sa ini belum cukup. Aku ingin memastikan bahwa tidak ada
tapi kita juga harus menjaga kesehatanmu. Jang
mas yang membayangi membuatnya sulit tenang. "Aku hanya ingin m
or asing muncul di layar. Alira menatap
berang terdengar di
n. "Aku rasa kau sudah tahu bahwa setiap langkahmu sedang diperhatika
ahan amarah dan ketakutan.
awal. Jangan berpikir kau bisa menyembunyikan diri dari kenyata
menatap telepon di tangan, rasa takut bercampur marah. "Ini sudah keterlaluan..
ng menghampirinya.
gancamku... mereka tahu segalanya tentang anakku dan kehidupan
menghubungi tim keamanan tambahan. Kau harus tetap tenang dan menghin
elanjaan untuk membeli perlengkapan bayi, ia merasakan ada mata yang mengikuti dari kejauh
ang... Mama tahu ini menakutkan, tapi Mama
ulai membuat kode untuk komunikasi darurat, bahkan di tengah kerumunan publi
an untuk pertemuan di kantor hukum, membahas hak kunjungan anak yang semakin kompleks. Kali
atanya saat pertemuan berlangsung. "Aku tidak ingin merusak a
las. Anak kita membutuhkan stabilitas dan keamanan. Aku tid
ak bisa diabaikan. Ia tahu Alira kuat, tapi pria itu juga tahu, setia
pria mengikuti dari kejauhan, dan hatinya berdebar. Tekanan sosial dan ancaman fisik
a menunggu dengan ekspresi
an orang-orang di sekitarnya tidak akan membiarkanku sendirian. Aku ha
Ia mencatat ancaman, langkah-langkah keamanan, dan kemungkinan skenario terburuk. "Aku harus tet
erdegup kencang. Ia menoleh ke Serena, yang segera me
ati, memeriksa kamera CCTV. Di layar, terlihat seseorang berdiri dengan jaket hitam, waja
ngan tubuhnya. "Kita tunggu tim keamanan," k
galkan rasa waspada yang semakin dalam. Alira menatap kamera, merasakan ketakutan yang b
osial, menciptakan tekanan tambahan. Alira menerima komentar-komentar yang menyudutkan, dan beberapa
uncul lagi di pikirannya, membuat dada terasa sesak. "Aku pernah mencintainya...
ira. "Kau kuat... dan kita akan melewati ini bers
rik, dan ancaman pihak ketiga bukan sekadar rumor. Tapi kali ini, ia lebih siap. Ia lebih tegas. Ia tahu, sebaga
ga lebih penting. Hidup yang penuh keberanian, keteguhan, dan cinta tanpa syarat. Babak yang akan mengajarinya bahwa meski dunia pe