Aku Membenci Setiap Detik Bersamamu
/0/28878/coverbig.jpg?v=a969b1e9dc17b555b7e5fd97c40029a3&imageMogr2/format/webp)
up, dikelilingi lingkaran gelap akibat tidur yang terganggu dan air mata yang tak henti mengalir sepanjang malam. Ia meraba perutnya yang kini mu
ng sedang ia rasakan. Alira menelan ludah, mencoba menenangkan diri, tapi rasa sakit di dadanya tetap tak tertahankan. Ia membayangkan wajah
h terngiang di telinganya. Kata-kata itu begitu sederha
a sebagai asisten kreatif di sebuah perusahaan kecil. Damian adalah pewaris mahkota hiburan, seseorang yang tampak jauh dari jangk
Damian menjemputnya di bandara dengan seikat mawar putih, dan sejak
ang... semu
g baru saja menghadapi pengkhianatan sebesar ini. Ia meraih tasnya, menumpuk beberapa pakaian dan barang-barang pen
pergi. Ia membuka pintu depan, menyadari bahwa malam sudah larut. Hujan tipis mulai turun, membasahi jalanan kota. Setia
ia begitu dingin? Mengapa setelah semua yang mereka lalui, semua cin
rak tanpa perintah hati. Ia menyalakan mesin dan meninggalkan gedung itu. Lampu jalan yang berkelap-kelip, s
irinya ruang. Ruang untuk berpikir, menangis, dan merencanakan langkah selanjutnya. Alira tahu, meninggalkan Damian bukan
emani. Alira duduk di tepi ranjang, menundukkan kepala, dan membiarkan tangisnya keluar. Ia menangi
kecil bayi yang baru mulai aktif bergerak. Senyuman kecil muncul di wajahnya, meski hati masih penuh lu
ungi sahabatnya, Serena, satu-satunya orang yang tahu tentang kehamilannya dan selalu megal sementara. Aku... aku harus pergi dari r
u. Jangan lakukan apa pun sebelum aku datang," jawab Se
us, dan tanpa banyak bicara, Alira masuk ke dalamnya. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan.
ahu, langkah ini bukan sekadar lari dari Damian. Ini adalah awal dari hidup baru
na, penuh tanaman, dan memiliki aroma kopi yang menenangkan. "Di sini, kamu am
kalinya sejak malam kemarin, ia merasa sedikit lega. Meskipun luka
kanan bergizi, dan tidur lebih awal untuk mengumpulkan tenaga. Namun di balik itu, pikiran Alira selalu kem
... aku tahu ini berat, tapi kau harus mulai memikirkan masa depan. Apakah kau ingin Damian tahu
, "Tidak... tidak untuk sekarang. Aku hanya ingin memastikan aku dan anakku
n bukan dunia yang sederhana. Bahkan meski ia tak mau menikahimu,
ada. Ia bukan lagi gadis muda yang bisa terlena oleh pesona seorang pria kay
n ia bekerja dari rumah, menabung untuk kebutuhan bayi, dan perlahan-lahan membangun ketahanan emosional. Mesk
ayangkan masa depan yang mungkin ia miliki: rumah kecil, anak yang bahagia, dan hidup yang tenang tanpa bayang-bayang Cres
anian, keteguhan, dan cinta tanpa pamrih. Bab yang akan mengajarkannya bahwa bahkan ketika dunia runtuh,