Teror Berdarah
sebesar ini?" tanya Kak Maya-kakak Malil
tiga," sa
di mana? Roda?" Kak Maya tertawa kecil memb
a adeknya yang mau disimpan
ar. Nanti bonekan
juga, masih SMA! Main sebut kakak
sama aja galakny
aya. Jangan dibawa se
areng kita, yok. Bakso
sekalian cucunya, nih? Ha
nyatukan dua meja sekaligus aga
yang diinginkan. Semua perempuan memesan makanan yang sama, yaitu bakso beranak yang menjad
tunia izin ke toilet yang kebetulan
sambal lagi, dan justru mengarahkan satu sendok penuh sambal itu
akan, nanti pe
h harap, tetapi mendapat penolak
di rumah. Nah, habis itu, kamu bisa tambah sambal banyak-banyak
seolah tidak mendengar saran nakal Kak Maya. Luther tahu pasti gadisnya tidak akan melakukan
di toilet? Ini kuah baksonya sampai dingin, l
a!!! T
ung pasar malam yang berada di sekitar lokasi itu. Nampak seorang gad
enoleh menatap Yonna yang b
Akia membiarkan dahi
gesa mendekati Siri. Ditangkapnya tubuh perempuan itu
pa yang
ana! Di dala
aaa!
i bawah rok agar lebih mudah berlari. Seketika mata Yonna membeliak kaget menyaksikan di belakang gerombolan wanita itu ada seoran
n yang jatuh tersungkur. Teriakan perempuan malang itu terhenti bersamaan dengan darah segar ya
k memanggil teman-temannya yang menatap kejadian tadi dengan horor. Tidak ingin membua
arah belakang, di mana perempuan berkapak berlari seraya meng
ilah kesayangan saja belum," pekik Clovis
s menjadi pertanda nyawa sudah melayang tinggi ke udara lepas. Seolah tidak melihat siapa yang berada di hadapan, tangan kej
n baru diwarnai dengan cairan merah. Tangisan tak ayal m
ke toilet itu, 'kan?" Yonna mena
alau sudah takdirnya, kamu bisa melihat dia besok." Lut
ap
g saya!!" pekik s
erkejut melihat ternyata Petunia berusaha melepa
na ini?! Aku har
mu bisa jadi sasa
!" Yonna melepaskan secara paksa genggaman Luthe
riak Luther menyu
agar bisa terlepas dari seretan wanita itu, di tangan kirinya
/
Yonna kebingungan semba
merasa tarikan semakin memberat, wanita berkapak tersebut menoleh ke belakang. Ia menggeram, tapi kemudian seny
sambil terus menarik Petunia terlepa
nna ke permukaan tanah. Meneror melalui tawa. Dengan kepala terangkat ke atas, muka yang
a wanita itu dengan panca
udmu?! Le
unia, Yonna pun
an dia
lutmu! M
gin hidup tenang
ewujudkannya kau ya
ahak-bahak. Namun, pada detik berikutnya,
teriaknya
at kapak setinggi mungkin. Dijatuhkannya tubuh ra
kin panik, Petunia meraung-r
tersedia di salah satu stan olahraga, dengan cepat Yonna mengambilnya. Dengan tepat, i
g menghantam dasar memasuki pendengaran. Teriakan penuh ketakutan P
ia menjauh. Melihat itu, wanita berkapak meman
au menghentikank
tak henti-hentinya menoleh ke belakang. Ia menangkap amarah besar yang membara dari dalam tubuh wanit
dak akan kubiarkan kau h
nia c
aya c
tirahat sekarang! Tahan sebe
lian akan k
eka. Dadanya naik turun, napas memburu, darah yang mengalir
it Petunia sbari bersembun
pesan terakhir?" Selangkah demi s
gsung diikuti oleh wanita berka
terakhir? D
aku, ta
Sayang sekali waktu habis, sa
il nyawa mereka, Petunia berteriak keras. Jar
terbaring dengan mata membelalak kaget. Kapak jatuh tergeletak bersama dengan
maman wanita tersebut berhenti sebelum selesai
ngaku Pertez itu, Luther melempar senjata yang dia gunakan. Berlar
the
ku terlambat, kamu piki
kita semua sudah aman. Kamu menyelamatk
i tidak selembut tatapan yang dilayangkannya ke arah
. Yang lain pasti khaw
ngangguk dan ikut berjalan. Sebelum mel
an kepolisian mulai berdatang
a!" panggil M
a, 'kan?" tanya Akia
ami semua aman
a semua hampir mati ke
a nggak bisa biarin
nggak gitu juga caranya,
sampai monster itu bawa Petunia
robos jalur, omongin dulu ke kita. Nanti
aktu buat di
embuang n
nggak ada luka serius selain tergores. Polisi mengambil alih. Lebih
siapa?" tanya Yonna sebe
di-dia yang j
nin sampai Pa
an Yonna, Luthe
. Sa-saya bisa
h, kami
ha-hat