Kisah Cinta Naomi
u-buru pergi ke tempat yang sudah kami sepakati. Aku bahkan tidak sempat mengganti
ibu dan aku sering makan pangsit disitu. Aku melihat ayah dari kaca. Ia sedang menungguku di dalam
ah lama m
ah senang melihatmu,
dak pernah mengabari ayah sebulan i
rat ayah hidup sendiri sekarang. Tidak ada aku yang
ah terlihat kurus sekali. A
n dan kasar penuh dengan kapalan. Itu adalah t
lalu khawatir. Ayah makan teratur kok. Ay
mbalasnya dengan senyuman. Pelayan restoran pun datang menghampiri kami sambil membawa buku menu. Aku melihat-lih
asih terekam dalam memori, ibu akan duduk di sebelahku sambil menyuapiku. Tanpa sadar bibirku te
mi disini. Dan kamu pun juga menyukainya." Ter
sama. Seandainya ibu masih disini. Aku
langsung melahap bakmi milikku. Setelah sekian lama aku memakan la
akam ibu ya. Aku rindu pada ibu suda
tu cepat habisin makananmu. Biar kita tida
terlihat bersemangat untuk mengunjungi ibu
*****
kat mawar merah kesukaan ibu. Ibu pernah mengatakan mawar melambangkan cin
ni aku jarang mengunjungimu, Bu." Tak terasa air mataku jatuh. Aku masih belum bisa
n ibu, Nak. Hapus air matamu." Ayah menghapus air mataku dengan tangannya. Aku mengangguk ke
nselku dari dalam tasku. Kulihat dilayar Adrian yang mengh
an suara yang masih
?" Suara Adrian terdengar meninggi. Ak
njungi ayah sejak kita menikah. Aku merindukannya, jadi aku berinisiatif untuk menemui
au tidak melupakan j
ah." Aku mengakhiri panggilan itu dan melirik
nya ayah padaku, mata yang hitam itu menelisik ke
ku tidak ingin ayah tahu bahwa Adr
ni hanya bohong demi kebaikan. "Ah, ayah sepertinya kita harus segera pulang. Karena malam ini Adrian akan menga
takkan kedua tangannya dipipiku sa
ya. Kalau begitu kita pulang saja. Na
ayah. Ku lihat rumah masih berantakan. Pasti ayah tidak sempat untuk membersihkannya. K
dan marah padaku. Sesampainya dirumah aku melihat Adrian duduk di sofa sambil melipat kedua ta
membentak ku lalu kemudian ia menghela napas. "Cepat ganti pakaianmu. Aku sudah menyiapkan gaun yang aka
gaun itu cantik hanya saja terlalu sexy bagiku. Aku memakai gaun itu di depan cermin. Aku malu. Gaunnya terlalu terbuka. Punggu
erdiam melihatku. Ia memandangiku dari atas hingga keb
nkah tanganmu bisa mengetuk pintu
aja. Kalau sudah selesai segera lah turun." Adria
saja. Ini tidak cocok denganku. Terlalu terb
makai gaun itu." Ia teru
ian sudah memotong ucapanku, "jangan menolak.
. Ini pertama kalinya aku duduk di dalam mobil Adrian. Selama ini ia tidak pernah mengajakku kemana pun. Disepanjang perjalanan Adrian
el. Ia pun memberikan kunci mobilnya kepada petugas parkir. Lalu ia be
uar dari dalam lift, sejauh mata memandang tidak ada restoran disini
n dinner? Lalu kenapa kita ada di
uga memesan kamar untuk kita.
l ponselnya dari saku celananya. Ia menjauh untuk menghubungi seseorang. aku menunggunya di depan pintu kamar. A
ruhku untuk menunggu di dalam kamar. "Tunggulah sebentar disini. Ak
tinggal? Ya sudah, pergila
at luas. Ada jendela kaca yang besar langsung menghadap ke luar. Pemandangan kota dari sin
ri disini tapi adrian belum juga kembali. Apa dompetnya belum ketemu? Kemudian aku kembali masuk ke dalam untuk mengambil po
masuk. Aku mengira itu adalah Adrian so
sekali? Apa domp
saya
melainkan tuan jackson . Mengapa ia disin
kamar tuan. Jadi segeralah
nakutkan. Seperti singa yang hendak memangsa makanan
." Aku mendorong tuan Jackson ke belakang. Lantas aku mengambil ponsel menghub
merasa aneh. Dia meninggalkanmu sendiri disini.
n meninggalkanku denganmu. Aku istrinya. Tidak mungkin dia melakukan it
berhasil menarik tubuhku. Ia mendekap tubuhku dari belakang . Aku meronta berusaha melepaskan dekapan tuan Jack
. Biarkan aku pergi,"
sudah menyerahkanmu padaku. Suamimu itu perusahaannya hampir bangkrut . Ia memoho
ukan semua ini kepadaku. Pantas saja ia tiba-tiba mengaja
rgegas lari keluar kamar. Namun sial diluar kamar ternyata ada pengawal tuan jackson. Ada 4 orang yang berdiri di lorong.
jung sia-sia. Mereka berhasil menahan aku. Aku memohon pada mer
ambutku. Lalu plakk!!! Ia menampar wajahku.
paskanmu begitu saja. " kemudian ia menyeretk
n semakin menjadi . Ia memukuli aku dengan tali pinggangnya. Sekujur tubu
biarkan aku pergi." Aku memohon tapi dia malah tertawa
inginkan? Aku mau tubuhmu." Tuan J
Tidak.. aku tidak mau melakukannya. Kumohon jangan lakukan itu pad
apa pun tolonglah." S
tak seorang pun akan menolongmu
dua tanganku. Aku meronta-ronta. Ia semakin beringas. Aku tidak meny
*****
tersingkap. Aku malu. Aku hanya menangisi diriku. Tuan Jackson hanya tersenyum puas melihatku seperti ini. Ia membelai rambutku. Namun aku b
Jackson mengecup leherku kemudian ia berdiri. Setelah itu
an air yang mengalir. Aku terus-terusan menangis. Hatiku sakit sekali. Adrian aku sanga
elihatku dengan tatapan aneh. Gaun yang kukenakan sudah koyak. Sekujur tubuhku penuh luka memar akibat kibasan ikat pinggang tuan Jackson. Bibirku pun juga luka. Tak bisa kugambarkan kondisiku saat ini. Aku sen
dian terlintas di benakku untuk melompat. Aku tak ingin hidup. Aku malu. Mengapa aku harus mengalami ini? Lalu aku naik ke atas pagar je
harus turun." Seketika aku memba
masuk kedalam air. Byurrr!!! Airnya terasa dingin menembus kulitku. Aku panik. A
aruku membuat aku semakin lemas. Aku terus jatuh dan mulai hilang kesadaran. Mung