Kisah Cinta Naomi
tersedak. Semua air yang telah tertelan kumuntahkan kembali. Kepalaku pusing dan d
a yang mengerumuni aku. Mereka mengenakan jaket kulit. Tubu
aku ada diatas kapal. Di sudut sana aku melihat ada beberapa wanita. Apa mereka
longku. Tapi bisakah kalian men
. Apa kau ingin turun ke dalam air i
u turun ke dalam air lagi. "Lalu ka
g." Jawa
pergi bersama kalian ke Hongkong. Bisakah kalian menurunkan aku di
engangguk. "Baiklah. Kau tunggu saja
kasih,"
penumpang yang lainnya. Aku merasa aneh karena mereka semua adalah pere
in pergi ke Hon
rjaan kepada kami." Kata wanita berbaju pink. Kemudian
rjaan apa yang mereka tawarkan? Apakah
i apa. Tapi yang jelas mereka han
aja. Aku teringat sesuatu. Sontak aku membelalakkan mataku. Apa jangan-jangan mereka akan
ian memastikan dulu kebenarannya. Bagaimana jika mereka hanya menipu kalian saja?" Katak
. Pasti itu dermaga terdekat pikirku. Lalu aku berjal
a itu? Aku ingin pulang, ayahku sedang menungguku di rum
pandang dan kemudi
na. Kami sedang dikejar waktu.
ah berjanji akan menurunka
na mungkin kami menurunkanmu. Banyak pria jahat di luar sana." Pria bertubuh kekar itu
belum kering. Angin malam berhembus kencang. Seketika aku menggig
an. Ayahku sendirian dirumah." Aku memasang mimik yang menyedih
ta begitu kejam padaku. Air mataku mengalir. Aku mundur. Aku meringkuk di sudut kapal. Kubenam
arenanya aku tidak akan berakhir menyedihkan seperti ini. A
k di sebelahku dan ia menepuk-nepuk punggungku. "Punggungmu?" Ia terdiam sejenak. Aku yakin dia pasti
butuh seseorang untuk meluapkan
epada rekan bisnisnya. Dan sekarang aku berakhir disini . Aku
pat ke air?" Tanya Gladis lag
menepuk-nepuk punggungku yang
ndu daratan. Sejauh mata memandang hanya ada air. Tubuhku sem
jar saja sebab aku hanya memakai gaun yang diberikan adrian waktu itu. Terlalu terbu
sana ada daratan. Kapal-kapal besar juga berjejeran disana. Aku senang dan juga
Aku bisa melihat gedung- gedung tinggi dari sini terlihat indah dengan cahaya lampu yang warna-warni. Aku
an garang. Lalu aku menghampirinya. Kulihat Gladis dan y
ganmu bersikap lah yan
di." Si botak itu menunjuk ke arahku. Aku ha
lipstik merah menyala. Ia terlihat seperti seorang mucikari. Ia juga memegang kipas lipat di tangan kanannya
n. Aku hanya mengerti sedikit bahasanya. Dulu aku pernah
inkan. Tapi tak apa aku akan membuatmu semakin cantik lagi." Ia
dayaku tubuhku saja masih lemah. Kekuatan yang kumiliki tidak sebanding dengann
am interiornya sangat bagus. Nuansa warna merah maroon dengan lampu yang tidak terlalu teran
bordil. Kakiku gemetaran. Aku tidak mau menja
embersihkannya. Nanti Tuan Lei datang aku akan
ng wanita. Ia tersenyum. Dia sangat cantik dengan rambutnya yang panjang te
anita ini. Ia akan dikenalkan pada Tuan Lei .
ei dan kau siapa namamu?" Ia menghampirik
yang akan kau
ua luka ini. Cek..cek..cek...berapa u
biarkanku saja tenggelam di dalam air. Daripada harus menjadi wanita penghibur
baju baru padaku. Aku memakainya. Aku terlihat seperti wanita penggoda di balik c
sesuatu padaku. "Jika ingin bertahan disini menurutl
Xiao Mei membawa aku menemui wanita yang mereka panggil laoban (bos). Wanita itu sedang berbincang dengan seorang pria yang be
ukatakan tadi. Bagaimana men
an membelai pipiku. "Cantik sekali." Dengan sigap aku langsung mene
rnyata kau sangat agresif. Aku semakin menyukaimu. Aku ak
kepada Tuan Lei. Nasibku sungguh sial. Mungkin dikehidupan sebelumn
di luar ada 2 orang pria bertubuh kekar berdiri di sebelah mobil. Mereka a
mpatan meraba pahaku. Aku terperanjat. Sontak kutepis tangannya. Dia semakin menja
gan lakukan
enyukainya. Semuanya yang ada pada di
makan sejak tadi pagi. Asam lambungku naik. Aku meringis kesakitan memegang perutku. Tuan Lei men
u menutup mulutku dengan telapak tamganku agar isi lambungku tidak keluar. Tuan Lei m
angi kesekitar. Ada banyak orang disini. Sepertinya kota ini tidak pernah tidur. Meskipun sudah tengah
mpulkan keberanianku dan kekuatanku. Menunggu mereka lengah. Beruntung saja ponsel Tuan Lei be
minum kepada mereka. Saat pengawal yang satu lagi hendak mengambil air mine
Tak kurasakan lagi sakitnya telapak kakiku saat menginjak aspal yang kasar. Napasku tere