Pejuang LDR
lah menyelesaikan laporan kegiatan hari ini dan sudah mengecek seluruh gambar
sedangkan Jesika masih tidak bisa tidur. Ia me
dah menghancurkan impianku. Wanita itu tidak pantas menjadi pendamping hidupmu, Daniel. Akulah yang pantas hidup ber
bagian konsumsi. Namun, sebelum menuju ke tempat tujuan, tanpa sengaja i
bisa melakukan apa pun sesuka hati, tetapi nanti aku yang akan menghalangimu. Aku tidak
*
selesai makan malam. Ia member
ebih baik Nyonya langsung istirahat saja." Bi Marni mengamb
itu saja." Mata Bi Marni mengikuti jari Dissa yang men
mbil satu per satu gelas di at
g kotor, kini Dissa kembali ke meja makan untuk mengambil b
ada pesan masuk. Dissa melihat ada pemberitahuan
esan tersebut. Matanya terbelalak. Isi pesan itu berupa foto Daniel
enjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan perasaan marah. Dilemparka
sedang kamu lakukan
*
ngar merdu. Tampak seorang lelaki sudah berpakaian rapi men
rtinya, aku perlu sarapan pagi." Ia melihat ja
el yang melihat Jesika
l. Ada apa?
sarapan belum? Kalau belum, ay
senyum manisnya. "Aku mau bertemu dengan warga di sana.
lum melihat dia sejak semalam." Daniel me
kita pergi ke sana juga untuk sarapan?" tanya Jesika yang hendak memposisikan di
dan Daniel yang asik bersenda-gurau, kemudian menyapa keduanya. Mereka berdua terlihat seperti pasangan serasi.
!" sapa Budi. "Kalia
mu masih bersama w
rapan di sana. Kalia
sias. "Kamu hari ini ga
rtawa sumbang. "Tukang ca
meninggalkan keduanya. Daniel dan Jesika
erutku sudah menyanyi dari tadi," c
*
emukiman warga pengungsian. "Sepertinya, ada suara ribut yang tidak bias
mana? Tunggu kami s
alian." Daniel kembali duduk,
kekacauan di luar sana. K
sarapan mereka. Setelah selesai, m
ngar. "Ayo, kita harus cepat! Warga-warga di pengun
uka tembak, beberapa tenda hancur, dan kepulan debu yang menghitam akibat ledak
i terjadi peperanga
e tenda UKS." Jesika memberikan saran karena d
saja supaya kita menemukan warga yan
gangguk setuju. Mer
hat ada sepasang suami-istri yang te
saya akan mengobati luka kalian," ucap Jesika samb
t, bergegas menghampiri
membopong dua warga yang
nak kecil berjongkok sambil menangis ketakutan ketika
an mendekati anak kecil itu. "Tenanglah, ada aku di sini yang
g yang mengarahkan senjatanya ke Daniel. Daniel tidak bisa
mbantu warga yang terluka, ter
Jesika sambil memegang dadanya. "Ke
ga belum kembali sej
pada Daniel. Kita harus mencarinya, Bud.
han gedung, mereka melihat seorang anak kecil meraung-raung sambil bert
rgegas me
na terkejut melihat tubuh D
emanggil rekan kerjanya yang la