icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Why not!

Bab 6 Sedingin Es

Jumlah Kata:1596    |    Dirilis Pada: 29/11/2021

ndur. Mereka duduk bertiga di kedai kopi bernama Koffein. Kebetulan, pemilik kedai

n Ragil. Usianya di bawah Amara dua tahun. Mengetahui hal itu saja membuat ia sudah mencoret pria itu dari list kandidat yang akan dekat denganny

aja postur tubuhnya," ucap Bari yang tampak bersemangat. Am

ya." Amara beranjak dengan cepat. Ia berjalan keluar kedai,

tingkah. "Saya sadar itu dari awal, mungkin, sekedar berteman biasa, nggak mas

cair setelah jalan berdua Pak Ragil." Bari kembali usaha, bagaimanapun, Amara harus bisa mengenal Ragil walau

a kalau, Bu Amara nggak keberatan, saya nggak akan memaksa." Begitu akhir kalimat Ragil saat mencoba mengajak Amara jalan

lau jelas tampak datar ce

ri mengerti, ia beranjak, pamit pulang dengan ojek online, s

letuk Bari. Membuat Ragil

lat itu, tak berkata apa pun, Amara memainkan bibir cangkir dengan jemarinya

atap Ragil, ia mengangguk. Lalu menatap lekat pria yang bertubuh tinggi tegap

aksa, kalau kamu nggak nyaman, kita bisa berteman," kekeh Ragil. A

ja apa?"

umahan," jawab

ga, dan side jobnya pelatih

ngung dan salah tingkah. "Sebagai teman, ras

karena anak saya coba buat jodohin kita, kan." Begit

at atau untuk lebih dari itu. Bahkan, sekedar berteman p

au kamu pisah sama ayahnya Bari, karena kamu harus berjuang sendi

an kedua matanya ke arah Ragil yang meng

anget, sampai harus cerita ke orang lain segala. Maaf ya, Ragil, Bari memang su

an perkara mudah untuk saya percaya kalau pertemanan

kir, kalau pertemanan antara laki-laki dan perempuan, selalu

rmisi." Amara beranjak, tanpa basa basi lagi, langsung berjalan keluar dari koffein menuju ke mobilnya, meninggalkan

*

izza salah

a pemilih banget!" pemuda itu mengusak ra

ang bikin Bunda degdegan," jawab Amara seraya bertopang dagu dengan siku b

adis cantik berambut sebahu berdiri

e, kan?" bisik Bari. Gadis itu berjalan

ngnya yang berjalan masuk. Postur tubuh tinggi, potongan rambut cepak, memakai kaos kerah m

dalam hati. Ia lalu menunduk dan menyeruput lemon t

nggil pria itu yang menoleh cepat. Amar

a lalu kembali tersadar dan menyambut u

nte ...,"

ri tampak melirik Ama

Makan aja masih disuapin saya," ucap Amara. Bari langsung

ilang apa pun ...," gadis itu men

ih sekolah. Kedua, saya Ibunya Bari, takut anak saya galau-galau nggak jelas karena urusan asmara. Ketiga, kalian hidup dengan l

ante mau kalian sama-sama terbuka. Apalagi, Tan

itu terkejut, Bari menatap

ma Om dan Tantenya," jawab Bari. Am

iasan Ibu-ibu, apalagi punya anak cuma satu, laki-laki juga. Amel, maaf

el diperdulikan. Terima kasih Tante, Amel seneng," jawaban Amel mem

han, Tante akan terus pantau. Oke,"

t Amara lapar, ia juga melihat Bar

nda pesen makanan berat ya, kalau pizza doang kamu

," jawab Amel s

Sayup terdengar suara pria itu berbicara dengan putrinya yang sedang mer

Amara segera menerima kembali kartu debetnya dan berjalan ke mejanya

*

si di JCC, Senayan. Amara begitu sibuk, ia memimpin proyek pa

ebelum bekerja. Seragam yang di kenakan pun, celana jeans dan kaos ke

Target kita para pasangan muda untuk cluster type 36 sampai 45. Cluster type 54 sampai besar, itu para eksekutif muda, kita bisa lihat dari penampilan mereka, walau, penampilan kadang menipu realita kantung mereka,

hatikan para pengunjung satu persatu, saat di rasa ada yang

mara juga memberikan hadiah kecil bagi setiap pengunjung yang datang ke stan untuk bertanya-tanya. Ha

i perumahan ini, apa bisa di jelaskan u

k. Menatap pem

, k

pria itu tersenyum. Amara memb

laskan," ucap Amara. Pria itu memakai

emasaran perumahan ini," A

n pembeli ruko d

gguk pelan, begitu pun Dani yang seolah eng

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka