icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Love Escape

Bab 5 005. The Day

Jumlah Kata:1377    |    Dirilis Pada: 15/11/2021

s mempersiapkan diri untuk acara malam nanti. Menjelang tengah hari, Ghena sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia memeriksa hasil kerja

menanyakan kabarnya. Ghena lupa, dia langsung mematikan hapenya setelah tahu Rosi sudah kembali den

gue mau lanjut nulis setelah lo sampe

Rosi bertanya. Hal itu lebih ampuh untuk meredam omelan Ros

o gimana?

bangga, “baru aja gue kir

lo punya banyak waktu buat si

cewek bakalan ngerasain hal begin

nunggui si Bastian. Kalau gue mah beda kasusnya. Gue yang nodong si Reza buat ngelamar gue.

ya, Ros! Biar nggak perl

ing sekarang penantia

gitu, Ros. Kalau Bastian masi

mpai kapan lo nungguin orang yang nggak ngehargain lo,” jawab Rosi ketus, “dengar, ya, Ghe! Lo itu berharga. Lo ce

. Lo emang sahab

-satunya orang yang mau

lo ngga

nya. Ghena pun segera menyantap makan siangnya yang tadi diantar kurir. Ghena yang g

30 sore. Dia paling senang bermain dengan matanya. Gadis itu menyapukan eye shadow berwarna peach, lalu membingkainya dengan eye liner. Untuk alis, dia tidak membutuhkan bany

egar dan tak berlebihan. Untuk menyempurnakan penampilannya sulung da

n dan sepatunya. Dia saja kaget dengan penampilannya, apalagi Bastian?

arinya. Gadis itu berjalan perlahan. Dia tidak ingin terjungkal saat mengenakan sepatu yang bisa menambah ti

Bastian benar-benar terkejut dengan penampilan Ghena yang tampak modis dan feminim malam ini. Reaksi yang di

Ghena adalah sepasang kekasih yang sudah belasan tahun menjalin hubungan. Harusnya, Ghena curiga dengan sikap Bastian yang aneh, tapi gadis itu bahkan tidak memperhat

t perbelanjaan di kawasan Permata Hijau. Sejak Bastian naik jabatan menjadi manajer,

ati, Ghena berterima kasih pada Rosi yang memaksanya membeli dan mengenakan b

ari jadi ke-15 pun tidak keluar dari mulutnya. Ghena mengira kekasihnya me

ena sangat menyukai menu itu dan selalu memilihnya setiap kali mengunjungi tepat ini. Namun, Makan malam mereka tampak lebih sep

n puding mangga. Ghena baru mencungkil pinggiran hidangan penutup

omong seriu

meng

membuatmu senang dan menginga

n Bastian. Dia meletakkan sendok di pinggir piring kecil, lalu meletakkan tang

empuan yang berarti buatku. Kamu nggak

a intinya. Dia tidak memerlukan rangkaian kata manis, k

juga tidak punya pilihan. Mama dan Papa sud

mengembang. Dia pun menarik tangan kirinya dar

hena. “Kamu … nggak dengar apa

na memberi isyarat dengan tangannya, agar Bast

kan sama kamu. Aku dijodohkan oleh ora

hena memandangi tangannya yang terangkat di udara dan tidak bersambut, lalu menar

ta yang ke-15?” Bastian menggeleng. “Kamu juga nggak akan melamar aku

uh wajah Ghena, tapi gad

rap bisa mengenalkan kamu ke orang tuaku. Lima belas tahun kamu selalu bilang belum siap dan minta aku buat nunggu. Lima

tapi aku nggak bis

maaf, kamu bisa balikin semua waktu yang aku sia-siain untuk

di depan laki-laki brengsek. Ghena bangkit, mengenakan pashmina untuk menutupi bahunya, lalu meng

an mendarat dengan telak di pipi Bastian.

nggu aku di parkiran, aku

besar, apalagi harus bersamanya di dalam mobil. Ghena bergegas keluar restoran da

sampai di situ. Taksi Ghena terjebak macet, tapi Bastian tidak berusaha mencegahnya pergi. Anehnya, Ghena benar-benar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka