icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rosemary's Life Story

Bab 2 Kabar Buruk

Jumlah Kata:1029    |    Dirilis Pada: 01/11/2021

n harus segera kembali ke kampung halamannya karena san

engan segera gadis itu memilih jam yang tercepat dan menunggu di ruang kebe

ara itu. Tangisnya tumpah-ruah seketika begitu menceritakan musibah

u melindungimu sekeluarga. Oya, kenapa kamu ti

arnya. Iya, ya, pikirnya heran.

edih kehilangan Papa. Tapi, murid-murid les pr

am saja, Yang. Hari ini pergi be

ar-benar kalut, Wen. Sampa

ke Balikpapan, ya. Nggak usah dijemput. Aku kan sudah p

kamu. Kalau nggak, aku

ediakan bahuku untukmu, Rosemary Laurens. Bukankah itu yang sela

n cuma cengeng di

kin kamu dan keluargamu bisa melalui cobaan ini d

kalimat-kalimat sang kekasih bagaikan a

cap gadis itu sepenuh hati.

Laurens," jawab

yatakan bahwa penumpang penerbangan menuju ke Bal

tri ambil boarding pass sekarang. Kalau suda

. Selamat jalan," jawa

siap membawanya ke kampung halaman tercinta. Biasanya dia pulang ke

amun kali ini akan berbeda. Suasana dukacita yang akan menyambut

*

ry, menceritakan hal-ihkwal berpulangnya sang suami. Air matanya jatuh bercucuran. Matanya mu

t persemayaman jenazah. Saat inilah Martha akhirnya mencurahkan segenap perasaannya p

i toko warisan kakeknya itu disita oleh bank. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah toko selalu ramai dan om

! Perempuan binal itulah yang menghabiskan uang papamu dengan kebiasaanny

erselingkuh dan berjudi? Benarkah

jah putrinya yang seakan-akan tak m

akukan perbuatan tercela apa lagi di luaran. Harta kita habis, Nak. Habis! Toko sudah hilang. Sebentar lagi rumah ini juga akan disita oleh bank.

u yang baik hati dan selalu melindungiku setiap kali dimarahi Mama.... Ben

ain adalah Olivia, putri kedua Martha. Dengan sikap lembut dia mendekati ibu

rahat, Ma. Besok kita masih harus mengatur kepindahan jenazah Papa dari rumah sakit ke ruang persemayaman.

mpati yang besar kepada orang lain. Hobi mereka pun sama, yaitu memasak, berdandan, dan berbelanja. Oleh kare

g diwarisinya dari sang ayah. Hal yang bukan merupakan kegemaran Martha karena membaca terlalu lama seringkali membuat bahunya terasa penat. Sed

njalankan perannya sebagai pendengar dan penghibur yang baik bagi wanita yang melahirkannya itu. Ole

ibu mengadu. "Dikiranya Mama mengada-ada. Kamu tahu sendir

an, keluhnya dalam hati. Ya sudahlah, tak ada ruginya k

ihatin. "Rose bukannya tidak percaya dengan cerita Mama. Cu

!" sergah ibunya kembali histeris. "Selalu Mama yang kamu anggap buruk dan membuat ulah

pening. Betapa ingin dirinya bertemu ayah tercinta saat ini. Meminta

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Selamat Ulang Tahun dan Selamat Tinggal2 Bab 2 Kabar Buruk3 Bab 3 Goodbye, Owen4 Bab 4 Menerima Kenyataan5 Bab 5 Hidup Hemat6 Bab 6 Jual Mobil7 Bab 7 Agen Asuransi8 Bab 8 Makan Bersama9 Bab 9 Jadi Agen Asuransi, Yuk!10 Bab 10 Berkunjung ke Kantor Edward11 Bab 11 Semoga Betah12 Bab 12 The Big Boss13 Bab 13 Firasat Teresa14 Bab 14 Pengalaman Edward15 Bab 15 Persetujuan Martha16 Bab 16 Edward Menyusul ke Balikpapan17 Bab 17 Takluk18 Bab 18 Deg-degan19 Bab 19 Down20 Bab 20 Semakin Dekat21 Bab 21 Senang Sesaat22 Bab 22 Diajak Nonton Bioskop23 Bab 23 Kamu Cantik Sekali24 Bab 24 Kepergok Damian25 Bab 25 Dikira Mau Mencium26 Bab 26 Berhutang Budi Lagi27 Bab 27 Niat Jahat28 Bab 28 Diajari Damian29 Bab 29 Aku Akan Bercerai30 Bab 30 Semakin Gemas31 Bab 31 Kamu Suka Apartemen Yang Mana 32 Bab 32 Selangkah Lagi33 Bab 33 Setuju Pergi ke Hotel34 Bab 34 Mabuk35 Bab 35 Mahkota Terenggut36 Bab 36 Menjadi Kekasih37 Bab 37 Klien Pertama38 Bab 38 Menghindari Edward39 Bab 39 Doa Martha40 Bab 40 Kecewa Lagi41 Bab 41 Curhat Sama Damian42 Bab 42 Pecah Telor43 Bab 43 Fetish44 Bab 44 Hadiah Ulang Tahun45 Bab 45 Promosi Jabatan46 Bab 46 Berangkat ke London47 Bab 47 Damian Tahu48 Bab 48 Pacar Baru Edward49 Bab 49 Pengakuan Damian50 Bab 50 Muntah-muntah51 Bab 51 Edward Tak Peduli52 Bab 52 Positif Hamil53 Bab 53 Kekasih Tercinta Kembali54 Bab 54 Terbongkar55 Bab 55 Penyesalan56 Bab 56 Pertengkaran57 Bab 57 Aborsi58 Bab 58 Karir Baru Edward59 Bab 59 Muak60 Bab 60 Setelah Ditinggalkan61 Bab 61 Menerima Penghargaan62 Bab 62 Impian Martha63 Bab 63 Video Viral64 Bab 64 Perut Mual dan Lidah Pahit65 Bab 65 Tak Kunjung Sembuh66 Bab 66 Ditegur Big Boss67 Bab 67 Lelah68 Bab 68 Penolakan Martha69 Bab 69 Bertemu Dokter Chris70 Bab 70 Mulai Terapi71 Bab 71 Agak Enakan72 Bab 72 Kerongkongan Terbakar Lagi73 Bab 73 Keputusan Gila74 Bab 74 Pengungkapan75 Bab 75 Berkunjung ke Rumah Tuhan76 Bab 76 Rekomendasi Dokter Mirna77 Bab 77 Panti Asuhan ABK78 Bab 78 Pengenalan Tentang Panti79 Bab 79 Mentor tak Terduga80 Bab 80 Saling Curhat81 Bab 81 Memberitahu Damian82 Bab 82 Sahabat Terbaik83 Bab 83 Memberitahu Big Boss84 Bab 84 Dukungan Teresa85 Bab 85 Martha Murka86 Bab 86 Sikap Nelly87 Bab 87 Perasaan Christopher88 Bab 88 Martha Murka Lagi89 Bab 89 Kondisi Damian Terungkap90 Bab 90 Ungkapan Perasaan Christopher91 Bab 91 Perpisahan92 Bab 92 Mengunjungi Makam Lukman Laurens93 Bab 93 Berbicara dengan Pelakor94 Bab 94 Pengakuan Tiara95 Bab 95 Happy Birthday96 Bab 96 Jabatan Baru97 Bab 97 Sembuh