NIKMATNYA IBU DAN ANAK PEMILIK KOST
ta sekolah aku sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan keter
a yang anehnya menggugah. Aku mengalihkan pandanganku ke Nita, yang tampak asyik meng
eh bayangan Nia dan Nita. Aku tahu ini salah, sangat salah, te
pada masa remajaku yang penuh gejolak. Sementara Nia, dengan se
Nia sedang duduk di sofa, membaca majalah. Dia mengenakan gaun tidur
anya tanpa mengalihkan
kap biasa. Aku duduk di seberangnya,
membuatku terpaku. Dia mengambil dua cangkir kopi dan kembali ke ruang
pku, menerima cangkir imencuri pandang ke arah Nia, dan dia balas menatapku dengan senyum miste
r setahun, B
etah di
tnya nyaman, dan
isa panggil aku Nia saja, A
Nia," kataku, mer
ngatan dan ketertarikan yang menguar di udara. Aku merasa seperti seda
t, "kamu tahu, aku merasa
, Nia," ja
angannya dan meng
, Andi, aku sudah lama sendiri," katanya den
ilauan, merasakan hasrat yang membara di dalam diriku. Nia mendekat
mbut namun penuh gairah, dan aku membalasnya dengan segenap hatiku.
anak yang baik dan polos, dan aku tidak boleh mengkhianati keper
dengan suara terceka
u tersenyum tipis. "Tidak apa-apa
n apa yang kurasakan. Aku bangkit dari sofa dan berjalan kelu
bahwa aku harus menjauh dari Nia dan Nita. Aku harus mencari tempa
gan Rina,,aku harus bag
bertiga,,aku tak tau harus bagaimana tapi payudara mereka me
marku. Suara ketukannya pelan, ha
itu aku hanya mengenakan celana pendek ketat. Pikiran te
a apa malam-m
a lembut, "Nita boleh masuk? Nita i
aman banget ce
Nita masuk. Setelah pintu te
u, ya?" tawarku, berus
menunggu, aku melihatnya. Ma
ari matanya. Aku jadi penasara
aku duduk di hadapannya. "Nah,
dalam. "Mas, Nita bingung
a tampak selalu ceria. "Kesepian kena
pi... Nita merasa tidak ada y
saan itu. Kadang, di tengah keramai
a takut," lanjutnya
ut a
Takut tidak ada yan
ernyata menyimpan kerapuhan yang begitu dalam. "Nita
anya berkaca-kaca.
teman-temannya, dan mimpi-mimpinya. Aku mendengarkan deng
ami tertawa, bercanda, dan berbagi cerit
Ada perasaan aneh yang muncul dalam diriku. Aku
pku. Mata kami bertemu, dan untu
g aku tahu, aku tidak bisa menahan diri. Aku men
s ciumanku, dan malam itu, kami menghabiskan wa
bahagia. Aku melihat Nita masih tertidur di
membuka mata. "Selamat pagi, Ma
agi, Nita,
menemukan sesuatu yang istimewa. Sesuatu ya
at itu. Malam yang singkat bersama Nita te
pun menutupi tubuh kami. Pagi itu, rutinitas memanggil
skan. "Jangan tinggalkan aku, Andi," bisiknya. Aku merasaka
inkannya bahwa aku ak
tempat kerja. Di tengah perjalanan, pemandan
erang oleh seorang pria. Tanpa ragu, aku melo
g ternyata adalah suaminya. Kemarahan pria it
paksa Rani pergi, meninggalkan luka di hatiku. Aku tak
ku mendapati Nia sedang menikmati dirinya s
nia, dan tanpa sadar, aku merekamnya dengan ponselku. S
lakukan?" tanyanya
menjelaskan bahwa aku
maaf, tetapi rasa penasaran dan hasrat
ke leher dan payudaranya. Nita tampak menikmati
mendorongnya perlahan ke tempat tidur, dan ka
memenuhi ruangan. Aku terus membelai tubuhny
. Kami berdua terbaring lelah, tetapi puas. Kami salin
kami. Malam yang penuh gairah telah meninggalkan
ktu bersama, berbagi cerita dan impian. Aku merasa beruntung memiliki Ni