Mantan Suamiku Ingin Kembali
emuan kali ini. Jari-jarinya dengan santai mengetuk permukaan meja kayu, sementara
a ini?" tanya Giselle dengan nada skeptis tanp
njawab, "Aku tidak punya pilihan lain. Aku harus tahu apa
dipegangnya. "Dan kau pikir dengan berpura-pura
gsung bertanya atau menunjukkan niat asliku, dia akan menghindar. Tapi jika d
tidak menunjukkan tanda-tanda cemburu? Apa kau siap untuk mene
adapi, tetapi ia tetap menguatkan hatinya. "Jika itu yang terjadi, maka aku aka
mpu melakukannya?"
dan kembali melirik ke arah pintu kafe. Hal yang ia lakuk
eperti pria kasmaran yang payah,"
udmu? Aku sudah mempersiapk
nyikan kegugupanmu! Coba lihat, apakah seorang tunangan yang baik akan berkali-kali melihat p
enaran perkataan sahabatnya. "Aku hanya ingin
ngat, aku ini tunanganmu. Setidaknya bersikaplah sedikit acuh.
terbuka dan Mariana melangkah masuk, Giselle langsung tertawa kecil. "Oh tidak, senyum
bat. Giselle menutup mulutnya untuk menahan tawa, sement
gannya ke tangan Isaac dengan gaya yang berlebihan. Isaac berdeham canggung dan berusaha
percaya diri, sejak dulu memang tak pernah berubah. Menambah kesan cant
tetap terlihat tenang ketika melihat di dalam cafe, Isaac dan Giselle te
an senyum yang sulit ia kendalikan. "Mariana
tatan kecilnya. "Baik, ini pertemuan kedua kita. Kali ini, kita akan m
is dan ikut menyimak, meski sebenarnya ia lebih tertarik menga
kan jemarinya seolah itu sudah menjadi kebiasaannya. "Jadi, soal dekorasi. Kami ingin
an Giselle dan mengangguk. "Ya, sesuatu
eski perhatiannya tertuju pada tangan mereka yang masih saling be
derkan kepalanya di bahunya dengan manja. "Sayang, bagaimana menuru
arah Giselle. "Aku pikir warna pastel cukup baik, mungkin ko
k dadanya dengan gemas. "Liha
kuat, tapi ia segera mengalihkan pandangannya. "Ivory, peach, e
ggamit lengannya erat. "Mawar putih, peony, dan eucaly
gan ibu jarinya sebelum mengangguk. "Ya, a
sebelum kembali mencatat. Sejak kapan
tamu dan panggung? Apakah kalian ingin dekorasi floral yang leb
nya yang masih menggenggam lengan pria itu. "Saya
h tapi penuh kelembutan. "Aku pikir lilin
saac sebelum kembali menatap Mariana. "Kami
sedang diremas. "Baik. Lalu soal suvenir, apakah kalian ing
rkan lengannya di bahu pria itu dengan santai. "Aku suka sesuatu y
nggung tangannya. "Itu ide yang bagus. Aku ingin sesuatu yang bi
rtahan, tapi ia segera menguasai d
Isaac, jarinya menyusuri kain itu perlahan. "Kau pasti ingin desain yang
gan kedekatan Giselle, tapi ia tetap mempertahank
nepuk pipinya pelan. "Aku
p Isaac dengan sorot mata yang sulit diarti
dak siap dengan perubahan
engan tajam. "Kenapa kau memilih Astoria Hall? Dari sem
berkata dengan nada ringan, "Oh, itu karena Isaac ingin sesuatu
arinya. Isaac menelan ludah, lalu mengang
asa lebih dingin. "Menarik. Aku hanya berharap kenanga
yang membuat dadanya berdebar. Ia mulai mempertanyak
senyum penuh arti. "Aku tidak tahu tentangmu, tapi aku
. "Aku harap kau benar, Giselle. Karena jika tidak.