Turun Ranjang?
Tap
lla yang sedang mandi pun segera meraih handuknya. Ia belum
gumamnya
nuh dengan bunga mawar. Ia lalu berhenti di pintu
kl
ta Bella berkeliaran melihat sekeliling k
li ini ia tidak berendam. Ia berdiri hingga air dari shower membasahi tubuhnya.
ya hari ini. "Aku harus terlihat selalu cantik. Chiko pasti akan sangat senang.
arin. Ia tak pernah menyangka jika akan menik
ni, mungkin dia selamanya engga
kedua orang tuanya. Bisnis properti menjadi salah satu bisn
tenaga ahli. Maka dari itu, Bella pun menyetujui kesepak
Ya, aku harus berbakti." Bella duduk di kursi da
wajahnya yang memang sudah putih menjadi terlihat lebih cerah j
ebih peka," gerutunya sambil menge
malam ini dia akan melakukan sesuatu. Hihi. Aku enggak boleh jadi istri
k, Bella," ucapnya
ruang makan. Di sana hanya ada ibu mertua
..," sapa Bella denga
an, Sayang!" ajak B
ss yang sedang asyik menikmati makanannya. "Selamat
dan malah menyudahi makannya. Ia seolah terganggu o
h bicara?" batin Bella merasa
kalah tampan dengan kakaknya. Akan tetapi, penampilan dan sikapny
ak bungsunya itu pun langsung m
Ayo, dimakan!" Hena melempar senyum pada Bella. I
i kacau dan sudah dirusak oleh sikap Cris
Terima k
engan telur ceplok di atasnya kin
itu. Nyebelin!" gerutunya dalam hati. Ia
adi, pagi sekali," kata Hen
garuk kepalanya yang tidak gatal. Namun , ucapan Bella itu membuat pikiran Hena melayang
am selain ia merasa kurang nyaman dengan warna cat kamar suaminya
ika semuanya memang butuh proses. Bella berpikir sambil
berkata, "Bella, Mama hari in
ya siapa yang
i asisten rumah t
lla jadi merasa tidak enak, seharusnya ia b
ama." Ia menunduk malu. Sebagai men
ma berangkat sekarang, ya?" Hena ber
hati
*
ca buku di ruang perpustakaan untuk mengusir kebosanan. Buku-buku di ruang perpustaka
ga Chiko gemar membaca buku. Setelah beberapa lama dudu
orang yang membuatnya kesal pagi tadi. "Eh, Cris
yang berjudul 'Romeo and Juliet' dengan t
is juga ternyata." Bella segera berse
ulai berselancar di media social melalui ponselnya. Namun, terlalu lama dengan bend
ur hingga ia tidak menyadari seseorang mema
belaian lembut di kakinya. Semakin naik dan menyentuh area-a
a sempat membuka matanya saat me
t melihat sosok yang dimaksudnya. Kamarnya begitu
r ia melihat gerakan kepala yang seakan berkata 'tidak'. Kecu
liat saat tangan hangat itu menyingkap
apa-apa yang selalu disembunyikan Bella karena k
ngat siap menerima malam pertamanya. Bahkan ia
nyata?
ecil dan racauan menjadi motivasi ba
sesaat sebelum bibirnya menj