icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Scarlet Regret

Bab 3 Behind Bars

Jumlah Kata:1274    |    Dirilis Pada: 24/02/2025

a, membuat dadanya terasa sesak. Dinding-dinding beton kusam, dipenuhi coretan kata-kata kotor dan tanda-tanda yang mungkin ditinggalkan oleh

empit, sesekali diiringi suara teriakan atau tawa kasar dari para tahanan lain. Beberapa dari mereka duduk di sudut sel, menatap kosong ke arah dinding, sementara yang lain

pa pintu berdiri di pojokan, memberikan nol privasi bagi siapa pun yang menggunakannya. Kayshila merasakan bulu kuduknya m

berubah secepat ini? Kemarin dia masih seorang mahasiswi yang hanya peduli dengan nilai dan tugas kuliahnya. Sekarang, dia

s pada lantai yang dingin dan kotor. Setiap suara di sekitar membuatnya semakin gelisah-gemeri

. Kayshila mengangkat kepalanya sedikit. Dari sudut matanya, dia melihat t

a itu tinggi, bertubuh kekar, dengan rambut pendek berwarna co

a panjang di pipi kirinya. Dia menyerin

" Suaranya serak, p

tidak m

hnya dengan penuh minat. "Huh, cantik sekali. Sayang sek

rambut merah kusut, bersandar pada jeruji sel dengan tangan terlipat di dada. Yang satunya lagi, p

udah. Jantungnya b

"Dengar, bocah. Penjara ini punya aturan. Kalau kau ingin

i berpikir. Apa yang akan terjadi jika dia menolak?

seperti tikus ketakutan." Seketika tangannya mencengkeram dagu Kay

etakutan di dadanya, tapi juga ada sesuatu yang lain -kemarah

is tangan wanita itu dari wajahnya. "Aku

Ruangan terasa semakin sempit ketika ia mencondongkan tu

suaranya seperti bisikan ular y

rinya yang kasar mencengkram cukup keras hingga Kayshila meringis. Dua

gejek. "Tapi melihatmu seperti ini, aku ragu kau punya keberanian un

nnya, hendak menampa

di lorong. Jeruji sel terbuk

aku." Suara berat se

aga tahanan berdiri di depan sel, ekspresinya dingin. Matanya tertuju pada Ka

a wanita bertato deng

memperingatkan tanpa kata-kata. Wanita itu mendengus se

eruntung hari ini

a bangkit dan melangkah keluar sel. Lututnya

ji sel dengan suara berdentang, lalu mem

gelap itu. Napasnya masih belum teratur, jantungn

pergi?" tanya

tu tidak

bak. Apa ini interogasi lagi? Atau... ada

ri lorong sempit dan gelap. Udara pengap bercampur dengan aroma lembap dari dinding batu yang tampaknya sudah puluhan tahun tak tersentuh. Se

ut. Begitu pintu terbuka, sebuah ruangan luas terbentang di depannya, dan di tengah ruangan itu, duduk seorang pria berbadan besar dan kekar. Sosoknya terlihat semakin me

s dari pria itu. Semua inderanya terjaga-dari suara langkahnya yang terdengar nyaris tidak ada hi

kan satu inci pun ruang di sekelilingnya terlewat dari pengamatannya. Ketegangan di sekelilingnya

rasa seolah dirinya sedang dihakimi, setiap detail dirinya dipindai dengan tajam. Waspada, ia m

saya dibawa ke sini?" Matanya bergerak mencari jalan k

, penuh perhitungan. Kayshila merasakan peluh mulai membasahi tengk

ria itu akhirnya, suaranya dalam dan data

a harus ikut?" Suaranya terdengar lebih gugup dari yang ia i

tanpa perasaan, dia melanjutkan. "Dan kau punya dua pilihan. Kau ikut ak

a itu-mereka tidak akan berhenti menganggunya. Te

rasa salah. Namun, yang lebih menakutkan lagi adalah kenyataa

guk, meskipun keraguan masih mengisi pikirannya. "Say

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka