icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Membalas Pengkhianatan Suami & Sahabatku

Bab 4 Bertemu Mantan

Jumlah Kata:922    |    Dirilis Pada: 22/02/2025

engan laki-laki yang menjabat tangan Mas Rez

habis pikir apa yang ter

aat penghakimanku telah tiba. Ganjalan yang

Mama. Lihat kan sekarang kena

a aku terlalu mencintainya, Papa akhirnya mengalah. Tapi sekarang aku bertanya-tanya, ap

mang berkat bantuan Papa. Tanpa koneksi beliau, mungkin sekarang dia hanya karyawan pabrik yang gajinya

tuk melamar kamu pun, Papa yang harus memaksa dia. Kamu terlalu dibutakan oleh cinta, nggak

ut, tapi Papa langsung menyela d

tu?!" Papa mendengus kesal, merasa perjuangannya s

a skill di bagian marketing. Manfaatin tampang doang nggak ada gunanya, Na!" Papa berdiri, berkacak pinggang sebelum mel

diam. Rasanya seperti dibekap rasa

a nggak bener. Kirim barang kok cuma dibungkus ala kadarnya. Alasannya buru-buru. Itu konyol, Na! Mereka

terlalu percaya pada Mas Reza dan Joyce. Mereka adalah dua orang terdekat yan

ang beberapa kali, dan aku semakin merasa takut.

a sekarang, semua atas nama Reza?" Papa akhi

ngguk lemah. Memang

uta, tapi juga jadi bodoh, ya!" Papa meraup wajah,

adi gelandangan nantinya!" Pria lima puluhan itu merai

ang kini sudah mencengkeram lenganku

yo

ketegasannya, memaksaku mengikuti langkahnya. Bahkan, tak

aku putri semata wayangnya, tetap saja beliau akan me

k perlu ba

engan kendaraan lainnya. Terik matahari semakin membu

sebuah gedung pencakar langit yang tampak megah. Bel

uki gedung ini. Seorang resepsionis membungkuk

setelah menerima id card khusus pengun

ah membuat janji sebelumnya?" Si wanita berpakaia

ang saya menunggu

an, Bapak dan Ibu bisa menunggu di sana." Resepsionis itu

epannya. Tanpa perlu diperintah olehnya, aku sudah menempati satu sudutnya. Entah apa yang

i hakmu, harus kamu dapatkan. Kita minta bantuan F

duli. Menit-menit berikutnya nasihat Papa kembali menyapa

berceramah. Emosinya sedikit mereda

skara. Ada yang

angkat kepala. Tatap mata kami bertemu di titik yang sama

depanku. Mulutnya terbuka, tapi tak bersuara. Susunan kata yang ada di kepalanya

kedip, tatapan penuh kerinduan. Sebagai seorang wanita dewasa, aku

abar,

enyentuh hidung seperti kebiasaannya saat gugup dan itu sukses memb

ku menghadapi dia yang pernah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka