PENDEKAR Sabda JAGAD
aat
hitam pekat nampak melesat menembus pusat
hk! Kr
dan melesak seketika, dan dengan diiringi teriakkan
alu dan Larasati! Ketua sekte Rajawali Emas k
!" seru puas Ki Taksaka, seray
buh Ki Respati dengan telapak tangannya,
tak ada ditubuhnya!' seru mara
an, saat melihat rekannya itu nampak kecewa, setela
mastikan kalau dia benar-benar sudah tewas!" sah
wariskan mustika itu pada kedua anaknya!' seru bat
as yang tersisa Mukti Roso!" Slaph! Ki Taksaka langsun
ap
ntak ikut melesat me
g ibu. Mereka berdua seperti telah sepakat untuk bersembunyi,
h! S
cap tepat di punggung sang ibu, dan sebuah pukulan
itu juga, sosok wanita paruh baya itu pun terp
ngan. Cepat mereka menghampiri sosok sang ibu yang te
kejadian itu memang sungguh
kepedihan hatinya. Dia sudah membayangkan pastilah sang ayahandanya j
i ibu. Tsk, tsk!" terdengar isak kepedihan Lara
s remaja yang cantik dan tengah mek
di belakang Jalu dan Larasati, yang
luarga sekte Rajawali Emas harus tamat hingga ke a
rseru memaki, seraya melesat lepaskan tendangan Raj
! Br
ja Denta, untuk menangkap kaki Larasa
mpas deras ke tanah. Larasati terkapar tanpa daya, tubu
elah siap terangkat, dia hendak langsung men
a
dari anak gadis ini! Hehehee!" seru terkekeh Ki Arga Bayu sang ketua
ti, yang tertimpa sinar remang cahaya rembulan malam itu. Ha
angsat pengecut!" teria
ada kedua kakinya bagaikan capit
bisi mereka semua sampai ke akar-akarny
atu ini setelah menikmatinya lebih dulu, hehe!" seru terkekeh Ki
h!
t dan menotok tubuh Larasati, hingga ga
lian memang manusia b
kan tendangan lompat ke arah lengan Ki A
h! D
gan Jalu, seraya lesakkan telak sisi tangannya ke a
sh! Ho
ug
urkan darah segar dari mulutnya, hingg
dadanya, pernafasan Jalu pu
asih bisa mendengar pembicara
udah tewas, jika terhajar sepertiga tenaga dalamku tadi!
kmati rasa sakitnya terlebih
jatmu! Aku menunggu giliran! Hahaha!"
ong tubuh kencang dan mulus Larasati, menuju ke
rteduh atau rehat orang-orang atau para pet
ati, yang rebah lemas diatas saung. Sebuah teriakkan put
dah! Braja Denta! Lambar Manik! Bersabarlah menunggu giliran kalia
amarah meluap, namun dia sungguh d
mbuatnya tak mampu beranjak dari posisi
n kucatat dalam jiwa dan ingatanku! Ki B
h merasa aman! Bedebah kalian semua!' seru bathin J
iri, akibat tekanan mental dan amarah
saat dia merasakan suatu benda asing milik Ki Arga
an rasa sakit dan perih, dalam ketakberdayaannya
ntak melayang dalam puncak kenikmatannya. Setelah tubuh
alu bangkit dengan enggan dan beranjak meninggalk
s oleh Ki Arga Bayu, maka sudah pasti dia
hidup terhina seperti ini!' dem
turut Ki Braja Denta dan Ki Lambar Manik ikut menikmati tubuhn
asati pun terkapar tak sadarkan diri. Sungguh mal
h!
ksaka dan Ki Mukti Ros