Bosku Kekasih Masa Laluku
eh suara alarm yang nyaring. Dengan mata setengah
mulai menembus tirai, menyinari rua
amar mandi. Kegiatan pagi itu adalah momen ritual yang tak pernah terlewatkan. Menyikat
erja yang rapi, blus putih d
memikirkan penampilan, tetapi ia tahu bahwa tampil baik di kantor adalah hal yang penting, terutama sebagai sekretaris eksekutif. Dia ingin menunjukkan bahwa
lan kaki, menikmati udara segar dan pemandangan kota yang ramai. Jalana
atkan diri untuk membeli kopi di kedai favoritnya. Aroma kopi y
sakan aura positif yang selalu
. Rania adalah orang yang paling ceria di kantor, selalu memiliki senyuman d
ana akhir pelan ku kemarin?"
unrisenya luar biasa. Kamu harus ikut lain kali!" Rania menjawab den
kan waktu di dalam apartemennya dengan buku atau menonton fil
ru! Mungkin lain
Di dalam, suasana terasa sibuk dan penuh energi. Suara ketukan keyb
rletak di sudut ruangan. Meja kerja Anna rapi, dilengkapi dengan
dwalkan pertemuan, mengelola dokumen, dan
nang dengan pekerjaannya. Ia menyukai tantangan dan percaya bahwa set
waktu di ruang rapat untuk mendukung presentasi dan membantu rekan-rekannya saat diperlukan. Dia tahu kapan harus mend
ania memilih salad segar, sementara Anna memesan sandwich ayam. Mereka duduk di m
on dari mantan mu itu ?" tanya Rania dengan nada
ntannya. Hubungan itu sudah terakhir sejak bertahun-tahun l
rnah dengar. Aku sudah move ono kali," jawa
ia menggoda, tetapi nada suaranya lebih pada dukungan. "Kalau kamu benar
g-ngomong, bagaimana dengan proyek baru yang akan datang? Aku
u yang akan memimpin proyek itu. Banyak yang bila
muti kantor saat mendengar kabar tersebut. Proyek baru
n kedatangan direktur baru itu. Dia berharap bisa bekerja sa
gan di udara. Sebuah pengumuman penting akan segera disampaikan oleh manajeme
baru kita, ganteng ng
kedua bahunya.
gan. "Kami memiliki kabar penting untuk kalian semua. Kami dengan bangga mengumumkan bahwa kami
dengarnya. Arga, mantan kekasihnya dari masa kuliah, kini menjadi bos barunya. Kenangan-kenanga
membuatnya terlihat semakin karismatik. Meski Anna berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang, hati kecilnya berd
ara para karyawan. Ketika matanya bertemu dengan Anna, ia terkejut. Tatapan mata itu mengingatkannya pada masa-mas
erasa terasing, seolah ada dinding tak terlihat antara dirinya dan rekan-rek
akan baik-baik saja!" Ran
Anna dengan pelan, berusaha
naga untuk menjaga profesionalisme dan tidak membiarkan masa lalu mengganggu kinerjanya. Tapi, saat me
rjanya, memikirkan kejadia
"Arga sekarang ada di kantor
ni pasti mimpi
sendiri, "Auh, sakit.
dan memulai lagi. Tapi saat pikiran itu muncul, ia selalu merasa ragu. Apakah mungkin untuk mengubah sejarah? Ap
n hati, Anna bersiap menghadapi hari-hari berikutnya, berharap bisa menghadapi tantang