Love & Destiny
lan menuju rumahnya. Dia berjalan dengan wajah yang sulit diartikan. Sesampainya di rumah, dia
nya dengan senyuman sambil men
a enak," jawab sang suami de
mu," balas istrinya. Dan me
sa yang jauh dari perkotaan. Jauh dari kemewahan dan keluarga mereka. Karena terkadang kemewahan dan harta belum tentu
ggumu, hm?", istrinya me
dan keluar," jelas suaminya dengan raut wajah kesal teringat sang majikan yang tak henti-hentinya mencoba menggodanya. Sebenarnya sih bukan dia saja, anak-
kesal gitu, mas. Aku m
at suaminya ke
la bekerja seperti ini bertahun-tahun, padahal kau
segalanya untukmu. Lagipula, cinta kita tidak salah. Jadi tidak per
ER
SSS
an!" istrinya panik dan beranjak dar
sambil sedikit bermain hujan dengan romantis. Setelah mengangkat jemuran, mere
istri menyodorkan kopi kepada suaminya. Tapi suaminya dengan santainy
suaminya tanpa
pakan pipinya yang memerah karena melihat tubuh atas suaminya. Ya, wala
. Diapun duduk sambil ber
ap sang istri dibalas senyuman lembu
memiliki anak. Sekarang, aku sudah mengumpulkan sedikit uang untuk kedepa
ia. Tanpa sadar, tiba-tiba suara ketukan pintu mengganggu momen keromantisan mereka. Sang istri pun
ereka. Wanita itu basah kuyup dan matanya bengkak karena menangis. Otomatis, Mi
ng mengambil bajunya. Michelle membuatka
Marcel?" tanya sang
", jawab pria yang berna
h dengan elegan. Marcel hanya diam dan menunduk. Jujur, dia merindukan keluarganya. Tapi
gaimana kabarnya?" tanya sang ibu lagi. Marcel langsung terdiam ketika mendengar nama adikny
di saat tersulitnya hikss...kau sebagai kakaknya tidak ada di sisiny
pa?", Marcel terkejut m
ambil menunjuk Michelle yang dari tadi diam. Marcel menoleh dan menatap Michelle sang istri. Marcel memang tahu kalau istriny
atakan bahwa kakaknya menikahi wanita yang sangat dicintainya hiks!" lanjut s
Mama merendahkan harga diri ibu dan memohon padamu dan Michelle. Tolong kembali ke Jakarta. Tolong adik
sambil memeluknya. Tanpa sadar, Marcel mengeluarkan air mata membayangkan
a mengurung Michael dan hanya menyuruh dokter memeriksanya. Kau tahu hiks...dia selalu mengamuk pada dokter dan berteriak sampai dokter selalu menyuntiknya untuk tidur. Mama tidak sanggup Marcel hik
ia selalu memanggil-manggil namamu
le menjawab dengan nada sendu ikut sedih dan
kesehatannya menurun tapi dia tetap mengeraskan tengkuknya dan meninggikan egonya. Perusahaan bisa hancur kalau sampai ada saingan bisnis yang tahu keadaan Papamu. Marcel, hanya kamu