Cinta Yang Sesungguhnya
ursi tepat di ha
tindakan Elvan yang tiba-tiba duduk di had
nita itu dengan lebih seksama. Wajah wanita ini tampak cantik, mesk
ke tanah semalam, saat ia ping
penggoda yang akan sengaja dikirimkan oleh kedua orang
k, tapi masih terlihat ramah, "Apa urus
t kikuk, "Saya--ya..." jawab wanita i
nyum ragu, "Semalam saya...
n penginapan!
m saya berpikir begitu..." jaw
ia dengan wajah yang terlihat tegang dan tegas ini, b
mpar begitu jauh sampai ke sini?" Elvan masih penasaran, dan merasa tetap
oba mengingat-ingat bagaimana ia
Pengemudi ojek itu yang mengan
jawaban wanita itu,
di sajikan oleh Bi Enah di hadapannya. Elvan berd
boleh pergi, aku tidak menerima tamu u
ari duduknya, kemudian sedi
u dengan sopan dan bibirnya agak sedikit bergetar. Antara takut atau meras
menoleh lagi ke belakang, sambil terus
a menghembuskan napasnya lega. Ia tidak tahu siapa pria
tu..." tiba-tiba terdengar suara
an hanya orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah miliknya. Kalau saya di
i saya tunjukkan jalan
di mana, Bi? Saya mau k
h meng
*
yang dekat?? Ini sih jauh bangett!!" gurutunya pe
aja. Jalan yang di laluinya juga hanyalah jalan setapak yang tida
apa pemetik daun teh yang
ampak villa yang tadi di tinggalkannya terlihat sudah kecil. Entah berapa jarak dari vill
erpencil..." g
hkan keningnya tampak sudah basah dengan
eret koper yang besar dan berat
aku punya waktu untuk berolah raga di rumah, jika ba
n sejauh itu di kegelapan?!" ucapnya la
k mengerti mengapa bis
ngan di tengah jalan, bahkan ia tak peduli jika kini ia berada di tengah
an saat ia mendudukkan dir
egal, ya
*
ndela ia bisa melihat wanita itu tampak berpamitan dengan Bi Enah. Kemudia
erjalan kaki dengan menyeret kopernya. Melewati jalan
wanita itu lagi, ia membalik tubuhnya dan kembali duduk di k
mengambil resiko. Bisa saja wanita itu memiliki niat jahat atau dia m
lvan tidak memperkenalkan dirinya dan
asistennya di Jakarta yang kini tengah menggantikan dirinya.
an tapi ia tak lepas unt
elah selesai, bahkan matahari di luar sana sudah semakin tinggi, dan dari k
u makan siang tiba. Tapi perutnya masih terasa
natap layar ponselnya tersebut untu
ma Andrew terpampang di
but. "Bukannya laporan udah Gue kirim barusan?" decak Elvan terd
.
n dan temui mereka, Lo itu wakil Gue
.
seru Elvan kemudian langsun
ering. Dengan cepat Elvan menolak panggilan dari Andrew dan memat
ngharuskannya datang untuk langsung
a dengan perusahaan besar dari luar negeri. Tapi, wakil
na ia masih enggan untuk kembali
eliling dia area sekitar villa untuk menghilangkan rasa jenuh dan kesalnya. Dan m
e Con