icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

CINTA YANG TERSESAT

Bab 2 Pertemuan yang Menggoda

Jumlah Kata:1839    |    Dirilis Pada: 29/10/2024

a tak ingin mengakuinya. Pikirannya berkecamuk, memikirkan pertemuan yang akan terjadi. Di sudut hatinya, ia menyadari ba

nyalakan laptop, tapi pikirannya tidak fokus. Hanya beberapa menit kemudian, Sint

nta ceria, meletakkan

sedikit gugup. "Pagi, Sinta. K

belum rapat. Lagi pula, aku suka suasana kantor saat masih t

tang dirinya yang berbeda. Perhatian yang ia berikan kepada Arman terasa tulus, tidak seperti percakapan formal yang biasa ia miliki dengan Lila di

Sinta, berjalan mendekat dengan seny

njaga suaranya tetap stabil. "Kam

atau tidak, aku akan hadapi. Tapi sejujurnya, aku lebih santai k

ikan di balik nada suaranya. Arman merasakan sesuatu yang hangat menjalar di dalam dirinya-sebuah perasaan yang telah lama ia r

yikan senyum kecil di wajahnya. "Aku juga senang beker

alu merasa ada yang spesial tentang kamu. Bukan cuma soal kerjaan, tapi cara kamu bicara

bahwa dirinya begitu transparan di mata Sinta. Perasaan kosong yang sela

encoba tersenyum, tapi

Tapi kadang aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang dari hidupmu. Ses

ang merasa jauh, terasing dari kehidupan yang seharusnya membahagiakan. Namun, menden

ri meja dan tersenyum lagi. "Tapi, itu hanya perasaanku saja.

idak bisa lepas dari Sinta. Perkataan dan tatapannya terus terngiang. Ada magnet yang

men di depan mereka. Presentasi berjalan lancar, tapi Arman sulit memusatkan perhatian sepenuhnya pada apa yang sedang dibicarakan. Ia bi

rapat selesai, semua orang mulai bersiap kembali ke meja kerja masing-masing, tetapi Sint

nta dengan nada santai, tapi ma

merasakan detak jantungnya meningkat. "Kamu juga

, "Kamu ada waktu makan siang nanti? Aku tahu tempat y

lebih dalam. Arman tahu, ia harus berhati-hati, namun a

setelah jeda singkat, hatinya mulai dik

gan binar di matanya. "Aku tahu kita a

. Percakapan mereka ringan pada awalnya-tentang pekerjaan, rekan-rekan di kantor, dan hal-hal kecil

iba-tiba, tanpa rencana sebelumnya. Sinta

tanya Sinta pelan, matanya

. Dalam rutinitas yang tidak ada habisnya. Aku

suara lembut, "Mungkin kamu hanya butuh sesuatu y

a terlalu lama tanpa merasa hatinya berdebar. Ia tahu apa yang i

angkah lebih jauh, mungkin tidak ada jalan untuk kembali. Namun, godaan itu be

Arman mulai ter

. Suasana di sekitar mereka begitu tenang, namun percakapan di antara mereka justru semakin d

n dengan tatapan lembut. "Kamu pernah mencoba mencari

abannya dengan hati-hati. Sebenarnya, ia sudah tahu apa yang hilang-perasaan dicintai, dihargai,

ya dengan hati-hati. "Lila terlalu sibuk dengan pekerjaannya, dan di rumah, kami seperti hanya dua orang ya

hanya menatap Arman dengan tatapan yang hangat, seolah memaham

suaranya lebih pelan, seolah berbicara pada dir

ang kita terjebak dalam rutinitas, dalam kehidupan yang kita kira akan membuat ki

nya tanpa menghakimi, seseorang yang bisa memahami perasaannya. Dan itulah yang membuatnya semakin tertarik pada Sint

hari yang lembut menyinari wajah mereka, dan angin sepoi-sepoi membawa keseju

an. "Terima kasih, Arman. Makan siang ini sangat menyenangkan," katanya

ari sekadar basa-basi. Ada sesuatu yang lebih dalam di balik kata-kata Si

jawabnya dengan senyum tipis

an dan perasaan yang baru saja mereka bagi masih terus berputar di pikiran Arman. Langkah kakin

. Ia terus memikirkan Sinta, tentang senyumannya, tatapannya, dan bagaimana percakapan

ri sendiri, tapi perasaan itu tak k

selalu berpapasan di lorong, di ruang kopi, atau bahkan saling mengirim pesan singkat yang awa

kerja berakhir, Sinta me

nongkrong sebentar? Aku tahu

enjauh. Tapi di sisi lain, ada magnet yang kuat menariknya semakin mendeka

s good. Ayo ketemu

angkah yang ia ambil bersama Sinta semakin membawanya menuju jurang yang lebih dalam. Namun, i

bercerita tentang banyak hal. Dari percakapan ringan tentang kerjaan hingga cerita-cerita pribadi yang membuat mere

nta tiba-tiba memandang Ar

bertanya-tanya, kenapa orang yang kelihatannya

Ia tahu maksud dari pertanyaan itu. Ia tahu

gkin karena kita terlalu sibuk mengejar hal-hal yang tid

u. "Mungkin," katanya pelan. "Atau mungkin,

hwa perasaan ini semakin jauh dari yang seharusnya. Namun, ada bagian dari dirinya

yang lebih terasa di antara mereka. Arman tahu bahwa ia telah melangkah lebih jauh dari yang

han menjauh, dan untuk pertama kalinya,

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka