Stefaniś Dark Side
" Suara tegas itu terd
juru kamar. Ia tahu dirinya sedang berada di rumah sakit. Stefani meremas sprei kuat-kuat kala melihat seorang pria dengan tubuh tinggi membelakanginya. Pria itu
beri isyarat kalau d
brak-abrik hatinya yang setengah gemetar. "Kita bertemu lagi," ucapnya datar. Dengan la
inya kita berjodoh. Suka tidak suka mau tidak
egenap keberanian untuk bertanya. "Tuan Zeon,
erlu mengkhawatirkan apapun. Aku sudah meminta p
ngan pria itu kembali. Namun, ia sangat bersyukur
kasih, T
nya begitu mendominasi membuat Stefani bahkan tidak b
elakang telinga dan berbisik, "Itu tidak gratis, Sayang. Aku
ara
orang istri saja harus berjuang melayani suaminya demi me
oleh tahu sya-sy
elihat wajahnya yang terlihat ketakutan tapi tangannya meremas sprei dengan kuat seakan sedang berperang melawan ketakutannya. Ze
alau menyinggung Tuan Zeon dan akan me
ja masih bodoh. Jangan menahan nafas sep
ini di rumah sakit. Nanti malu
asuk ke ruangan ini. Mer
ani dan mengajaknya untuk
ingin meliha
an kondisi ayahnya. Kekhawatiran yang begitu besar membuat
Ayahmu setelah melakukan tugasmu!" Suara Zeon berubah serak dan dalam. Tat
eon berhasil menuntaskan hasratnya, meskipun Stefani terpaksa menelan cairan kental yang terasa sangat aneh di lidahnya. Pria itu tidak benar-benar membobol pertahanan
geluarkan suara. Tangannya sesekali membelai lembut tubuh Stefani yang ada di sebelahnya. "Mulai
up bersama dengan pria mengerikan itu rasanya sangat menakutkan. Stefani takut membuat kesalahan dan berakhir dengan kehil
. Kehangatan itu membuat Stefani terbius
*
itu tersentak begitu mengingat dirinya berada di rumah sakit. Menyibak selimut dan berniat mencari kamar ayahnya. Bisa-bisanya ia tertidur lel
gendang telinga Stefani. Gadis itu menoleh dan melihat Tuan Zeon berdi
t dan berusaha menutup
uanya di dalamm otakku. Kau tidak a
mendek
anti. Atau kau mau aku me
ut, menyambar paper bag yang diulurkan ke arahnya ke
mengge
VVIP di sebuah rumah sakit, jadi fasilitasnya sangat bagus.
berhasil memebuat Zeon terpana. Pria itu
etelah itu kita akan
lex baik-
i." Zeon memperhatikan penampilan Stefani yang ta
Anda mena
uman di kening gadis itu dan berbisik.
itu dan berkata dengan kesal. "Anda membuat say
efani, ia akan mengurus semuanya nanti. Tidak
ron mengantarkannya. Sekarang kita sarapan
sangat kelaparan. Sejak kemarin siang belum makan sama sekali
umur hidupnya. Matanya menatap tangan yan
hanya saya ya
kasih,
membuat Zeon ingin mem