(Bukan) Pernikahan Impian
t pagi,
agi juga,
kutarik kursi yang berada
ambil menerima piring y
sebut. Rambutnya sengaja dibiarkan terurai karena menurutnya dia akan terlihat lebih lucu dengan gayanya
g mencoba mengingat adakah hal penting hari ini. Namun sudah beberap
i pun. Meskipun begitu aku beruntung karena di rumah aku mempunyai mama yang bisa dibilang kalender berjalan aku, karena beliaulah yang sering memperingatkan aku akan
a yang terpilih di kelasnya." Jelas mama kepadaku. Ya mama dan Kania memang pernah bercerita seperti itu kepadaku. Tapi aku sunggu
an hanya fokus kerja jadi sampai mengabaikan keluar
ng nyaman, fasilitas yang mencukupi. Aku cuma ingin kasih yang terbaik untuk orang yang aku sayangi." Ucapku tak mau disalahkan, walau dalam kenyataannya tetap aku merasa bers
saja. Tapi Alfan, hari ini kamu bisa kan datang ke sekola
dan mama. Aku menoleh ke arah Kania yang terl
h kamu sayang?" Kulembutkan sedikit na
ng ada perwakilan dari pihak keluarga, tapi k
ia sudah menguasai semua pelajaran kelas satu, jadi pihak sekolah memutuskan agar Kania langsung berada di kelas dua. Aku sebagai orang tuanya tentu bangga karena apa yang s
pat sayang, kamu ke sekola
k dan apa itu.....matanya, m
nnya, tapi apa pun tentang Kania seakan menjadi kelemahan serta kekuatan untukku. Meski terkadang aku merasa be
buk, tapi hari ini papi memang sibuk sayang". Kulihat Kania masih tak merespons kata-kataku. Tak hanya sekali dua kali ak
da papi enggak konsentrasi kerjanya, kalau pekerjaan papi salah nanti papi kena omel sama
ecilku tak jadi marah. Kuperhatikan
ke sekolah Kania hari ini kalau memang papi sibuk kerja kok.
lau lain kali pasti akan
lingking ke arahku yang segera aku
capku masih dengan jari kel
tuaku sangat membantuku dalam mengurus putriku tersebut. Terutama Mama, beliau selalu menyiapkan semua keperluan Kania dan beliau juga mencurahkan semua
edua orang tuaku. Walaupun harus banyak omongan-omongan orang lain yang membuat kuping kita panas, ditambah kadang ada perbuatan dari
eberapa kali menghembuskan nafas kasar ,juga papa menarik nafas dan menghembuskan untuk mengurangi kekesalannya. Biasanya mama akan menceramahiku pan
ku tak dapat menampik ucapan mama. Karena aku sadar tak ada orang yang bisa aku andalkan untuk m