(Bukan) Pernikahan Impian
h, gue setrika juga muka lu lama-lama." kata Dion y
di sekolahnya, gue diminta Kania datang, tapi lu ka
jangkung yang tiba-tiba hadir tanpa di undang. Begini nih kalau punya teman otakn
ngkan Dion yang mendengar nada suaraku malah hanya tertawa saja. Dikiranya gue badut apa. Memang antara aku dan Dion pemikiran berbeda seratus delapan puluh derajat mungkin. Ya iyalah kal
lirik malas ke arahnya sebentar. Kulihat jarum jam yang bertengger manis di pergelangan tanganku, rupanya masih terlalu pagi, hingga suasana kantor tak begitu ramai. Biasanya pegawai lain akan sampai
i namanya oleh Alfan itu tersenyum seraya menundukkan sedikit kepalanya sebagai bentuk pen
luar dari lift setalah memberi hormat kepada Alfan.
hari liburan,
Singkat , pa
s, gue kapan bisa li
enak lah Yon, makanya loe k
ar dari lift, diikuti oleh D
mereka hahahaha....." Tawa Dion menggelegar hingga membuatku ingin menyumpal mulutn
kita. Dion bahkan hingga berjalan dengan langkah lebar untuk menyamai langkah Arga dan Nita. Namun karena l
bakal kita tinggal juga." Uc
ceplos dalam bicara, meskipun dari wajahnya yang memang terlihat kalem. Hampir semua orang yang tak kenal baik dengannya akan mengira Nita sosok perempuan yang lemah lembut,baik,sopan santun,
alam memilih karyawan sangat selektif. Hanya yang terbaik yang diterima bekerja di sana, tapi jika dibandingkan dengan teman-teman dekatnya tentu Dion kalah saing. Namun dirinya harus bersyukur karena kantor tempatnya bekerja tak pandang bulu untuk urusan bert
n itu lah, Ragunan kan, Yang." Ucap Nita seraya menoleh ke arah Arga ya
rsebut. Aku dan Arga hanya geleng-geleng kepala menyaksikan interaksi antara Nita dan
Kata Nita dengan nada mengejek. Nita masih terus tertawa
t gue, kalau gak sudah gu
an wajah yang menunjukkan seakan-akan d
am memperhatikan tingkah pacar dan sahabatnya. Ya memang seperti inilah mereka saat sedang bertemu selalu buat heb
anja di lengan sang pacar. Dion yang mendengar penuturan Nita hanya berdecak sebal sedangkan mulutnya yang tak berhenti mengomel, wal
nyanya kepada Dara, yang entah sudah sej
gue." Balas Dara ketus seray
beib. Terus kenapa wajahnya juga le
a berjalan di samping Arga dan Nita, dan meninggal