Crome Project
15 t
agi di ruang evaluasi. Diulangi. Perhatian. Para kade
an kecil seukuran 3x2 meter itu seolah menyala, dihiasi warna merah darah. Seor
ngan iris abu-abu miliknya menatap tajam dari balik cermin. Ia menyisir rambut hitam seb
m berlengan panjang. Dilengkapi celana longgar serta sepatu dengan warna senada. Pada bagian punggung terdapat cetakan nomor seri yan
tersebut. Ia dikenal sebagai RX005, sebagaimana tertulis di punggungnya. Namun ia lebih sering dipanggil dengan nama Ester. Mungkin pemberian nama dituj
berhadapan dengan monster yang memakai topeng wajah manusia, tak memiliki empati dan perasaan. T
sa dalam benaknya. 'Sayangnya hal itu tak aka
ebabkan mereka memiliki kekuatan super. Mereka dibesarkan dan dididik untuk menjadi Crome Soldier-panggilan untuk para p
dimana mereka akan dilatih sampai kekuatan mereka muncul. Anak-anak yang telah membangkitkan kekuatannya akan dipindahkan ke area Alpha. Apabila m
juga muncul, aku ak
berhenti mencoret-coret layar transparan di tangannya. Dari bola matanya kelua
4. 15 tahun. Peremp
tatkala memasuki ruangan evaluasi. Meski setiap bulan ia mengu
ana perasaan
enakan jas putih khas peneliti akademi. Di bagian dada kir
, sedikit tak bersemangat. Ia mencoba
erbagai alat yang menyerupai jarum suntik. Salah satu robot menggerakkan lengan tentakelnya menghujam lengan Asa, membuatnya sedikit meringis. Robot itu menyuntikka
besar yang penuh dengan tombol-tombol. Tangannya sibuk menggulir
praktik. Astaga, aku tak pernah melihat nilai seburuk ini," canda Dr. Neo, diiringi tawa. "Fisik tidak dal
n, "wow, kau mendapat nilai A
ebih baik di kelas praktik memanah," ucapnya, mencoba membela diri. Seolah baru te
rusnya aku tak pernah membuat janji itu. Lama-lama semua buku
wa kecil mendengar keluhan Dr. Neo. "Tenang saja, perja
a pekerjaan lain biasanya dilakukan oleh robot, seperti guru, petugas kebersihan, pegawai kantin, penjaga, hingga pengasuh. Dr. Neo merupakan satu-satun
u-buku koleksi berharganya setiap kali Asa memperoleh skor sempurna. Sejak saat itu, ia lebih dekat dengan D
emas. "Kuharap ada kemajuan hari ini. Tidak mas
dari kekuatan itu sendiri. Meskipun begitu, kategori ini sendiri tidaklah permanen. Terdapat kasus langka dimana seseora
n setingkat di atas manusia biasa. Seperti mampu menahan napas di dalam air, pendengaran yang lebih tajam, pen
dua sebagai kekuatan yang paling banyak dimiliki, yakni sebesar 20%. Contohnya
rtasi (berpindah tempat), membentuk senjata dari energi, dan sebagainya. Kadet yang berada di level ini memiliki hak istimewa dibanding level di bawahnya. Fasilitas yang
setiap angkatan hanya memiliki 1 level S, malah seringnya tidak sama sekali. Crome dengan level S memiliki kekuatan dengan potensi luar bi
evel A dan S sangat jauh berbeda. Seseorang dengan kekuatan telekinesis level A hanya mampu mengangkat benda-benda dengan berat ringan hingga sedang dengan pikir
a yang jauh lebih berat dalam jangka waktu lama. Energi yang dimiliki juga lebih besar, sehingga kecil kemun
n gangguan fisik seperti kelelahan hingga kehabisan energi. Beberapa dilaporkan memiliki efek
ka yang sedikit, efek samping yang timbul belum dikaji lebih jauh. Sejauh ini efek samping yang
elihat tekadmu, aku yakin kau akan berada di level S," ucapnya dengan
jarum di lengan kanan Asa. Gadis itu merasakan sensasi darahnya mengalir keluar, lalu ditampung dalam sebuah tabung kecil. Lengan-lengan tentakel sibuk
bol yang ditekan. Namun dibandingkan semua itu, ia merasa detak jantungnya terdengar lebih keras. Pikirannya dipenuhi
h sel
g X besar berwarna merah menghiasi layar transparan tersebut. Ia berusaha menelan rasa kecewa dalam-dalam, menyem
"Bersabarlah, Asa. Suatu saat nant
ungkin
ntu. Meski dilanda kecewa, ia tak boleh berlama-lama di ruangan i
kunya ke kamar asrama
a kasi
*