Hasrat Liar Istri Hyper
gkinkan suamiku menjelajahi tubuhku. Rasanya seperti sebuah tarian yang baru sa
seolah berbicara bahasa yang hanya kami berdua yang mengerti. Nikmatnya berhubungan intim dengan suamiku membuka pintu unt
eperti melayang. Gelombang perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya kini menguasai tubuhku. Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi, apakah ini bagi
hebat. Seperti kekuatan yang menguasai diriku, aku tidak sadar berapa lama dalam keadaan seperti ini. Lima detik? Sepuluh detik? Ras
nkan air mata kebahagiaan dari kenikmatan yang baru kurasakan. Namun, air mata ini tidak dapat menandingi kering
a. Saat itu, aku tahu bahwa dia berada di ambang kenikmatan yang sama. Dia mendongakkan kepalanya, menggigit giginya, dan pada saat itu, aku merasakan vaginak
n detak jantung yang sama dan napas yang berpadu dalam irama cinta. Setelah beberapa saat, Naufal mencabut penisnya dari vaginaku. Maka mene
n yang menenangkan, sebuah rasa puas yang mengisi jiwaku. Naufal berbaring di sebelahku, dan aku memutar t
galir di antara kami, sebuah pengakuan atas momen yang baru saja kami bagi. Apa yang kami rasakan
epadaku dan berkata lembut, "Zara, ayo kita mandi." S
dari kamar ini. Di desa, kamar mandi letaknya di luar, harus melewati dapur dan ruangan lain untuk
tetapi aroma yang keluar dari vaginaku cukup menyengat. Dengan perlahan-lahan, aku menarik selimut untuk menutup
ku tahu bahwa dia sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman dengan badanku yang basah berkeringat dan berbau s
pai kapan pun. Pengalaman malam pertama ini adalah kenangan yang akan kukenang sepanjang hidupku, sebuah awal dari perjalanan panjang