Si Anak Haram Sang Penakluk
pu tertampung semua oleh rahimnya. Ratih pun melangangkah menaiki anak tangga dengan sedikit gemetar, ka
g duduk di Sofa tempat dimana dia di pangku sambil di
memerintahkannya agar cepat dan mendekat kepadanya. Ratih pun me
u
berterus terang apa alasannya hingga berani melakukan hal yang menjijikkan itu terhadap Ayah Handanya, Abinya. Fadil memang tidak begitu saja denga
aan Majikannya itu. Ratih pun berlutut memohon ampun ke Syehk Fadil sambil berurai air mata, tak terbayangkan oleh R
tih memohon di hadapan kaki dar
itu. Tapi Ratih tetap mengatakan hal yang sama, yaitu keinginan untuk hamil, keinginan untuk membuktikan kalau d
alqasma? (Kamu
a shaykh (Iya d
memaksanya untuk melepaskan dasternya. Tentu saja Ratih
!! (Uca
nya meninggalkan kain pelindung gunung kembarnya dan celana dalam berwarna merah muda yang sempat dia kenakan setelah membersihkan goa miliknya dasalah satu tangannya dan tangan yang satunya menutupi bagian depan segitiga miliknya yang di bungkus CD yang ia ken
enyum memandang wajah ketakutan yang berurai air mata dari Ratih sang babu. Kemudian jemari Fadil justru mengusap air mata dari Ratih, Yang membuat Ratih sulit
ang akan memberikannya, jangan pernah lagi berbuat sep
tu, apalagi sekarang terlihat sebuah kelembutan yang di
ucap Fadil dengan kembal
pusaka besar milik Majikannya yang Ganteng yang tadi sudah menerobos paksa mahkota miliknya, merobeknya seakan dia di perawani kembali, seba
pembantunya itu sebelum akhirnya di lumatnya mulut Ratih dengan ganas! dan liar yang membuat Ratih terp
ang kain penutup gunung kembar miliknya juga sudah di copot oleh Syehk Fadil dan mulu
i permainan mulut sang majikan, hingga akhir
hh.
ih sekarang sudah bisa melihat secara langsung akan kepunyaan Tuannya itu yang bergesekan dengan kepunyaannya yang masih di balut oleh kain pengamannya. Mata Ratih tetbelak bak mau copot melihat Pusaka Tuannya tersebut, ukurannya sangat besar dan keras serta di sana melilit tonjolan tonjolan urat yang
atih, dan gilanya malah membawanya ke da
Ratih Saat pintu kamar dari
ndek itu. Kemudian di lemparkannya tubuh Ratih ke ranjang besar miliknya, ranjang dimana Fadil dan Istrinya tidur,
entu saja terpana melihat ke gagahan dari sang Majikan, selain bertubuh tinggi dan kekar, serta bulu dadanya yang menambah pesona ke Mac
erjongkok di atas kepala pembantunya itu, kepunyaannya yang gagah itu lal
ahkan dia sampai sesak untuk bernafas saat Sang Majikan menekan kepunyaannya i