Sang Penggoda
ggoda. Yups! Mereka menganggapku wanita penggoda. Tidak bisa ku sangkal juga, julukan mereka ada benarnya, karena aku terpaksa menj
rtama masih duduk di kelas dua sekolah dasar, dan anak kedua ma
ak tau dia di mana? Dia meghilang begitu saja, pamitnya pergi bekerja eh tau-tau gak pulang-pulang. Persis seperti Bang Jono di lagu Mbak goyang itik. Tapi tidak apa, meski sempat terpuruk dan bersedih, berun
kan hidup kelamku. Sis
ng lain. Aku terkadang merasa miris dengan cara pemikiran manusia-manusia yang selalu merasa benar dan suci, aku tidak marah
luargaannya, sampai-sampai dalam bidang pekerjaan harus mendahulukan keluarga, orang lain mah belakangan, ehh upss keceplosan. Anggap saja bukan begitu, mungkin hanya tidak ada rejeki aku saja untuk bekerja yang jauh lebih baik. Pendidikan ku yang rendah juga sala
sa terlindung dari teriknya matahari dan dingin serta derasanya hujan. Bagiku tak apa
t. Tak apa aku di cap buruk karena pekerjaan ku, yang terpent
ku, semuanya hanya bisa menghina dan mencac
dan di tinggalin hutang sama Almarhum Bapak, tidak ada latar pendidikkan
i wajah cantik dan badan aduhai , yang bisa ku jadikan modal untuk mencari nafkah. Terserah apa kata m
*
hari aku akan menjadi ART, dan malamnya aku akan bekerja menjadi wanita penghibur di salah satu club. A
ward? Gimana kalau Ibu saja yang gantiin, kamu
empat aku bekerja. Nama panjangnyanya Julian Edward Stewerd, lelaki tampan blasteran Jerman. Dia seorang pengusaha yang kalau sian
tu juga karena dia tidak suka ada orang lain di rumahn
u sudah berhenti dari sana, takut saja, mana tau dia beneran psikopat 'kan? Sayangnya aku masih membutuhkan pekerjaan lebih. P
seorang wanita berisi yang
tu urusan Jullya."Tentu tidak akan aku biarkan Ibuku bekerja, cukup aku saja yang menderita bagaimana s
Bintang Galaksi. Meski umurnya masih delepan tahun, tapi dia sudah bisa di an
ja sana." Aku pun menganggukkan kepalaku lalu berpamit
*
adalah sampah menjijikkan. Bagiku itu sudah sangat amat biasa. Aku berjalan tanpa memperdulikan tatapan j
rja?" Tanya salah
gangguk kecil. "Iya B
Julian?" Lagi-lagi a
bur gak cukup Jul? Perasaan setiap m
m mendengar lontaran kalimat yang
Julian ya? Pasti susah ya Jul, secara 'kan Pak Julian itu
niatan menggoda atau apapun itu, say
ng dengan saling memberi
u, kita satu kampung ini udah
tapi tidak apa, aku kuat, h
Pak Julian apa lagi, ya kali hasil
uma di pake gak di bayar? Aduh murah b
taan Ibu-ibu barusan. Samar-samar masih dapat ku dengar para Ibu-ibu itu
gkuhin sama si Jullya.Jangan mau kemakan senyuman manis dia itu, itu hanya umpan untuk menggoda para le