Cinta Beda Dunia
-
jendela kamarnya. Kamar itu kecil dan sederhana, namun terasa begitu asing
a-raba kepalanya yang terasa berat, mencoba mengingat sesuatu, t
terpaku pada bayangannya sendiri, tetapi tiba-tiba, seolah-olah di
u? Apakah aku...?" dia menggelengkan kepalanya, mengus
dari cermin itu terus menghantui pikirannya. Suatu pagi di sekolah, saat berbicara denga
rora, kenapa tiba-tiba bengong b
? Oh, tidak, aku hanya... Entahlah, aku merasa perna
alis, penasaran) "Déjà vu, ya? Serem
enenangkan diri. "Iya, mungkin cu
aneh itu. Dia merasakan dorongan yang kuat untuk mengingat sesuatu, te
membasahi dahinya. Dalam mimpinya, dia melihat seorang pria dengan mata yang p
al-sengal. "Siapa dia? Dan... kenapa
e jendela, memandangi bulan purnama di langit m
i "Kenapa aku terus-terusan mimpi se
u. Namun, bayangan pria dalam mimpinya tetap bura
tapi setiap kali dia menatap cermin, dia merasakan ada sesuatu ya
amu kelihatan pucat akhir-akhir ini. Apa kamu
samar "Nggak, Bu. Aku baik-baik saja. H
da yang mengganggu pikiranmu, kamu bisa
. "Iya, Bu. Aku akan ce
aneh. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang harus
-
n mimpi, reinkarnasi, dan fenomena aneh lainnya. Dia membaca satu per satu halaman dengan
iri, sambil membaca sebuah paragr
trauma dari kehidupan sebelumnya.
r tidak masuk akal, tetapi di saat yang sama, di
dalam
mua terasa begitu nyata? Mungkin aku
rpustakaan. Ketika dia mengetikkan kata kunci seperti "reinkarnasi" dan "mimpi
ca dengan pe
lumnya... dan sebagian dari mereka merasakan dorongan
impinya dengan pria asing itu. Aurora merasakan detak jantung
am hati, d
i semua berhubungan dengan kehidupan sebelu
ngan panjang terbentuk di jalan yang ia lalui. Saat melewati sebuah gang kecil, Aurora merasakan ada seseora
n gugup, tetapi tida
a di
ik bayangan, seorang pria tua muncul, mengenaka
suara serak da
a menghindari t
ut, mundur be
bagaimana Anda
is, wajahnya masih ter
an pertama kalin
kin bingung
da? Saya tidak
han, suaranya semakin l
Aku adalah penjaga dari masa lalumu, dan aku ada di sini
tang dirinya daripada dirinya sendiri. Dia merasakan dorongan untuk bertanya
pada Aurora. "Buka ini saat kamu siap. Jawa
galkan Aurora yang masih terguncang. Dengan tangan gemetar, Aurora mengam
sebelumnya. Dia berada di sebuah taman indah dengan bunga-bunga bermekaran,
embut yang penuh kasih. "Jasmin
akan air mata mengalir di pipiny
napa aku selalu
um, mengulurkan tangan u
hilang. Kita terpisah oleh waktu, tapi aku akan s
rdebar keras. Namanya... Jasmine. Itu nama yang pria itu panggil. Dan na
perasaan yang campur aduk
yang aku cari? Dan... apak
-