Dear Anna
ng Brian, duduk berdampingan dengan suaminya, Darwin, yang terlihat serius sambil membaca koran. Di sebelah mereka, Betty, put
untuk mengambil roti. Namun, tangannya salah
menegur dengan
kan punyamu! I
gerakannya yang gugup menyebabkan gelas di dekatnya te
tap celananya yang basah
ngar tajam, meskipun dia b
as mertua dan suaminya, segera mendekat,
gaja..." Anna berkata lembut
eras, menatap Kaffa deng
lebih disiplin. Terlalu ceroboh!" Nada
ngan ponselnya, hanya tersenyu
bih mengajari Kaffa. Anak sepert
seolah insiden tadi hanya gangguan kecil. Tatapannya dingin dan tak menun
ka oleh kata-kata
Bu. Maafkan Kaffa..." Anna m
nangis pelan. "Mama, aku nggak sengaj
nenangkannya. "Shh, nggak apa-apa, s
dengan napkin, lalu bangkit dari kursinya. "
kepala dengan ekspre
kan. Kalau tidak didisiplinkan,
asa hancur mendengar bagaimana ke
kembali ke korannya, tak memberikan perhatian lebih pada a
yang masih terguncang setelah kejadian tadi. Setelah memastikan Kaffa tenang dan nya
i di depan lemari pakaian, mengganti celana yang basah. Wajah
ita haru
elah, namun Anna melanjutkan se
n keadaan ini. Yang dia butuhkan sekarang adalah kasih sayang dari kita, teruta
i dengan keras, menatap A
amu harus mengerti. Sebagai seorang perempuan, kamu har
ian yang terdengar begitu dingin dan
dia butuh cinta dan perhatian, bukan bentakan dan peno
iri ke Anna, menata
ah yang diharapkan dari seorang istri dan ibu. Jika kamu ingin Kaffa dit
k masuk akal. Air matanya mulai menggenang, tapi dia tetap berdi
luarga ini, untuk kamu, untuk Kaffa. Tapi apakah
itu tidak layak dijawab. Hening sejenak menyelimuti mereka berdua, sebelum akhi
rikan di antara mereka, tak terjangkau oleh kat
etidaknya jangan tambah beban di pundaknya yang kecil." Anna menghela napa
ngan gerakan yang kaku. Anna menatapnya sekali lagi, berharap ada perub
uh, mencoba mengingat kembali masa-ma
setelah ekonomi dan jabatannya semakin cemerlang, kamu justru berubah. Kenapa, Brian? Apakah
tetapi jelas bahwa pertanyaan Anna tel
ban, tapi yang dia lihat hanyalah d
, aku ingin tahu, Brian. Aku butuh tahu,
na menatapnya dengan perasaan campur aduk antara marah dan sedih, sebelum akhirnya dia menghela napas pan
iki hubungan ini semakin menjauh. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia b
berubah. Anna merasa selama ini sudah memberikan yang terbaik, bahkan ia rela meni
" gumam Anna, ia curiga j