Pria Dingin Itu Suamiku!
ang pria paruh baya yang saat ini s
n terlihat urat di lehernya yang sudah tidak kencang lagi itu mulai me
g sedang berada di dapur pun segara bergegas p
i pria paruh baya yang baru saja memangg
Tsania dengan sangat lantang?"
g Tsania, tidak biasanya Erwin meneriaki Tsania walaupun sejauh mana Tsania berada. Erwin akan deng
isi dapur dan ruang keluarga tidak terlalu jauh. Bahkan beberapa pembantu di rum
. Tsania yang baru saja akan duduk pun terkejut bukan main, dia s
iak Erwin sambil mendorong tubuh
mbil memegangi kakinya yang tidak
ngsung menampar pipi putih mulus Tsania hingga m
sudah mencoreng nama baik papa, apa kamu sudah pu
dapati foto itu adalah dirinya yang sedang tidur berdua dengan seorang pria. Tapi sayangny
liki foto itu. Sedangkan Tsania sendiri sudah hampir melupakan kejadian yang sang
mendekat kearah papanya dengan mata yang sudah
ua sudah jelas dengan adanya bukti ini!" Er
anya, karena memang seumur hidup Tsania, baru kali
dengan Tsania!" Tsania terus berusaha menen
hampiri Tsania dan Erwin. Satu wanita cantik tapi sudah berumur itu menghampiri Erwin dan satu wanita c
du di telinga Tsania. Tapi sayang sekali, suara lembut nan merdu it
a membuat wanita itu terjengkang. Dengan wajah yang di buat-buat,
engan nada yang menurut
nia dengan wajah y
kembali pipi Tsania membuat Tsania langs
wajah Tsania saat in
wanita muda cantik yang tadi sempat ingin membantu Ts
wajah tersakiti."Aku baik-baik saja Pa, papa jangan terlalu kasar deng
keluarga kita tercoreng jelek di seluruh dunia bis
a muda cantik itu mendekat kearah Erwin dan langsung melingka
ba, dengan sangat lembut Erwin mengelus pipi wanita paruh baya itu dan berkata."Lihatl
tas yang baru saja suaminya berikan d
asing? Bukankah kamu sangat menjaga kesucian
a saat wanita paruh baya
tangan Tsania tapi belum sempat sudah Tsania h
tika belahan jiwanya di perlakukan deng
g keturunan ibu mu yang j
mana bisa papanya mengatai ibunya wanita jalang, bahkan dulu papanya itu sanga
ang Tsania, dia mengandungmu saat dia belum meni
as seketika, bahkan kedua lutut Tsania tak bisa menopang
kin,!" bant
r, dengan sangat gamblang Erwin mengucapkan kata-kata yang
papa sangat mencintai mama," Tsania menangis histeris se
rena memang sudah waktunya. Dan masalah aku mencintai dan meny
ng saat ini, bagaimana bisa karena satu kesalah
an mamamu! Karena anakku hanya dia, Mawar