Permainan Cinta Billionaire's
bil menutup matanya dengan
ta?" tanya Bian dengan
g belum pernah dia lihat sebelumnya, walaupun sekarang Bian sudah menjadi s
nya singkat me
dengan senyuman yang sulit diartikan. Matanya
ta sempat kesulitan saat meletakkan pakaian di rak atas, namun tanpa disangka seseorang berdi
gaimana tidak. Posisi keduanya sangat dekat sekaran
ilang," bisik Bian tep
. Dia segera berbalik dan mendorong pelan tubuh Bian agar men
Bian tiba-tiba merangkul pinggang
Aletta terus memberontak, men
a, "Apa kamu benar-benar tidak menganggap
ah pada Bian. Aletta bukan membenci Bian, hanya saja hatinya
ian, aku
ayani aku sebag
a Aldo kembali setelah ini. Aku
kk.
Aletta tidak bisa lari dan tidak bisa bergerak sama sekali. Tidak tau kenapa B
adalah suamimu, jadi saya berhak sepenuhnya atas dirimu!" ucap Bian lembut, t
api
hhh
jadi lebih panas. Sementara Aletta hanya bisa menangis berusaha memberontak, namun tangannya sudah terkunci oleh Bian. Tid
, ia tidak bisa menahan suara itu. Tubuhnya mulai terlena
ibirnya. Entah apa yang ada dipikiran Aletta, kini ia tidak lagi m
ya semakin dikuasai nafsu saat melihat dress yang Al
itu!" ucap Aletta parau setelah
ntak, karena Bian menindihnya. Bi
mu untuk saya," sahut Bian dengan suara berat, me
p.
ua anggota tubuh Aletta, satu persatu pakaian yang menempel di badan Aletta dilepaskan.
matanya, menahan suara desahan keluar dari mulutny
ti!" Desahan itu tiba tiba kel
lahan ia membuka handuk yang ia kenakan, sekali tarik ia sudah ti
g sangat besar, seumur hidup baru kali ini ia melakukan hal
ian kembali melumat bi
menatap kedua manik mata Aletta yang merah
erasa jijik pada dirinya sendiri. Karena Aletta
n suara lembut dari Aletta. Tanpa berlama lama lagi,
rasakan ada yang sobek dalam kemaluanya.
erhenti!" p
dari milik Aletta, bahkan Bian se
n Bian tersenyum miring. Bian mulai
enjambak kuat rambut Bian melampiaskan rasa sakitnya. Sedangkan
rnya masih setia maju mundur dibawah sana. Tangannya tidak
agi keluar dari mulut Aletta, saa
atin Aletta merasakan
ngan Aletta yang menjambak rambut Bian mulai mengendor. Berganti memeluk leher Bian, terbawa suasana akan permaina
dipenuhi suara suara desahan yang