icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Love Between Generations

Bab 5 LBG 5

Jumlah Kata:1325    |    Dirilis Pada: 16/06/2024

ula jomlo yang hanya ditemani nyamuk dan cicak di po

~

ski terbilang bersikap kekanakan, tetapi hal itulah yang membuat persahabatan kami langgeng dan bertahan lama, meski terkadang ada badai yang menerpa, tetapi tak akan be

play menjadi monyet yang lepas dari penangkaran hanya untuk mengambil jambu air yang sudah matang. "Buahya bisa

k-emak di komplek gue, deh. Lo diam aja kali

ok, nanti jatuh ke tana

gan lo bersih. Bekas

tat. Kan, gue lagi cosplay monyet, seperti kata

tnya mengalahkan Jeng Kelin yang acaranya dulu sempat hits. Meski sekarang udah bubar,

o. Yang tanam siapa, yang ngabis

acot, Sya. Lo ju

h. Tumben banget, keduanya kompak, biasanya Wawa

gnya." Aku celingak celinguk memantau pergerakan mah

Sya. Si Rara kan nggak puny

idung sahabatku itu. Ya memang benar. Ia bahkan hampir tak memiliki tulang hidung

sih sibuk memetik buah jambu sedangkan Wawan mala

teriakan Bu Surti, si pengurus kampus membuatku segera berlari. Dewi dan Wawan dengan sigap melompat dari pohon ya

lagi deh sama Bu Surti. Malu banget kalo lagi di kantin makan ena

us tampil modis, cantik, dan paripurna di hadapan mereka. Padaha

n telapak tangan ke udara berniat menakutinya. Namun, gadis

lo. Sekali tebas, lo

ntang gue paling mung

apa? Karena postur tubuh yang menunjang hal tersebut. Rara memang tak jauh berbeda denganku, tetapi tubuhnya sedikit lebih berisi, dan ia kerap dikatakan tante-tante oleh mahasiswa lain. Sedangkan Dewi justru terlihat boros di wajah karena dandanan menornya yang mengalahkan emak-emak komplek yang lagi ke kondangan. Pipi yang kelewat merah, seperti orang yang terkena bogem, alis yang digambar sedemi

*

endongak." Aku kembali protes pada Wawan yang berbicara sa

menepuk pantatnya. Tak ada respon dari Wawan berarti

pantat montok gue u

tnya. Aksi melambainya sukses menjadi

dan membawanya ke meja yang sudah menjadi tempat favorit kami. Pojok samping dekat jendela. Ada alasan di balik terpilihnya tempat duduk itu. Selain pemandangannya yang bagus, juga sebagai tempat untuk melihat wajah-wajah tampan

yebar gosip. Katanya

yang katanya killer punya cewek.

Ada benarnya juga. Siapa tahu si macan kemayoran i

ata, jadi jangan berharap lebih." Rara kembali menyadarkanku bahwa do

gue. Padahal, udah berharap, tuh dosen bakal ber

an lemah, Sy

g kebenaran di sini. Gue mau mel

ok!" Ajak Wawan denga

senang. "Nonton

acara keluarga. Nggak bisa

, Beb," ucap Dewi d

untuk ikut bergabung, tetapi mengapa hatiku merasa a

pada Dewi. "Lo juga Wi, acara apa? Keluarga juga?" Dewi mengangguk kikuk. "Bu

punya kerabat kok di Jak

a mereka karena lo seperti orang yang tak dianggap."

tua gue memberikan titah agar ikut ke acara l

reng gebetan." Wawan mengeluark

nya. "Gue bener-bener ada acara lain. Mingg

uduk di sampingku. "Wan, lo ubah penampilan, ya. Biar gue dikira bawa cowok. Lo har

gak bis

ih macho lagi. Padahal badannya proporsional, jika dilihat dari jauh ia seperti laki-laki yang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka