Mortal’s Journey to Immortality Chapter 1
kepalanya. Selimut yang menutupi tubuhnya berwarna kuning tua dan berbau
ang kedua, Han Zhu, yang tampak tertidur lelap
k retakan karena berlalunya waktu. Dari balik tembok terdengar suara omelan i
a tidak tidur sekarang, dia tidak akan bisa bangun pagi keesokan harinya. Jika dia bangun terl
nya. Ketika dia lahir, orang tuanya telah menawarkan dua potong roti jagung kepada
ta. Karena dialah satu-satunya orang di desa itu yang tahu cara membaca be
baliknya, dia justru orang terpandai di desanya. Tapi sama seperti anak-anak lainnya, selain saat mereka di rumah, tidak ada
Kedua" adalah karena sudah ada seseora
anak-anak di desa bernama "Doggy" dan "Dumb Egg". Na
hibur meskipun dia tidak terl
. Namun jauh di lubuk hatinya, dia telah menjadi dewasa lebih cepat dibandingkan orang lain pada usia yang sama. Sejak kecil, dia mendamb
alkan tempat ini adalah sebuah gagasan yang bahkan orang dewasa pun tidak mudah memikirkannya, apalagi anak kecil. Anak-anak seu
h anak tertua keempat di keluarganya dan berusia sepuluh tahun tahun ini. Bersama-sama, mereka menjalani gaya hidup yang keras namun
ahan tertidur, hanya satu pikiran yang ada di benaknya. Saat berada di pegunungan, dia h
u di punggungnya. Di sekeliling dadanya ada sebuah kantong berisi buah beri merah yang memantul setiap langkahnya saat dia be
g memiliki hubungan darah sangat dekat d
an Ketiga adalah yang paling cakap dalam keluarga mereka. Setelah beberapa ratus tahun, keluarga Han akhirnya mengh
eringkali, Paman Ketiga ini bahkan menghadiahkan makanan kepada orang tuanya untuk dibawa pulang dan dimakan. Karena dia menjaga keluarga Han Li dengan penuh perhati
gang pandai besi, ia mampu membawa pulang 30 koin tembaga setiap bulan, dikurangi biaya hidu
a bangga. Meskipun Han Li masih muda, dia sangat iri. Pekerjaan terbaik yang bisa dia temukan adala
tin baru dan wajah bulat milik Pama
Paman Ketiganya. "Paman Ketiga, Han Li menyapamu." Setelah melakukan itu, dia dengan
akannya. "Anak yang bijaksana!" Setelah memuji Han Li, dia mengalihkan per
yang diucapkan Paman Ketiganya karena dia masih terlalu
adi divisi dalam dan luar. Belum lama ini, Paman Ketiga secara resmi diakui sebagai murid luar. Itu
ngikuti tes menjadi Murid Batin. Tes secara resmi akan dimulai pada bulan berikutnya. Paman Ketiga adalah pria
pan lain yang belum pernah dia dengar sebelumnya, dia merasa sangat ragu-ragu. Sambil mendekatk
e dapat dianggap sebagai salah satu sekt
nan dan kebutuhannya terpenuhi. Tidak hanya itu, mereka yang tidak lulus Ujian Murid Dalam masih bisa masuk divisi luar sekte dan me
bulanan bahkan bisa sesukses Paman Ketiganya, ayah Han
ke area pengujian. Selama jangka waktu ini, ayah Han Li harus memastikan bahwa Han Li diberi pakaian dan makanan yang cukup untuk meningkatkan kondisi tubuhnya sehingga lebih mu
dia akan dapat menghasilkan uang di kota besar. Tampaknya mimpinya sebelumnya akhirnya menjadi
ntar Han Li ke tempat pengujian. Sebelum dia pergi, ayah Han Li berul
i konflik yang tidak perlu dengan orang lain. Sementara itu, ibu Han Li m
k mencegah dirinya menangis, saat dia melihat o
ni adalah pertama kalinya dia meninggalkan rumah, jadi dia tentu saja merasa tertekan. Rasa rindu akan kampung halaman berkembang
arti baginya. Dia secara tak terduga akan menempuh jalan yang berbeda dari m