Si Pahit Lidah
an teman-temannya berpami
k Sari berupa uang kisaran satu juta ru
lu besar dan saya tidak pantas m
nerima pemberian darinya, Reni memberikan isyarat kepa
akasih, Buk. Uang yang Ibu berikan kepada saya mudah-mudahan b
i rumah Nita, dan menuju ke sekolah untuk
emua anak muridnya harus masuk sekolah seperti biasa. Selesai memberikan informa
pulang, Reni mengantark
g melayat ke rumah Nita. Saat itu Sari menyuruh Reni agar
," pang
Ri?" ta
engantarkan dirinya
u ke market,
mau beli apa
li cemilan untuk Ibuku nanti ak
lannya untukmu dan Ibumu saja jan
arket, Reni berhenti di parkiran motor. Sari dan Reni masuk k
ya, tak lupa ia membeli beberapa minuman untuk stok di rumah. Diam-
mlah belanjaannya. Setelah melakukan pemba
lan roti dan minuman yang ia bel
," pinta Sari s
ndesak Reni agar mau menerima pemberiannya. Reni menerima p
temanku yang sangat baik," pujian
i tampak bahagia ketik
njutkan perjalanan
terimakasih kepada Reni setelah itu Sari langsung berjal
ap salam ketika Sari
Waalaikumussalam." Sari memberikan belanjaan
banyak sekali dan uang ini kamu dapatkan
rejeki dari Tuhan, Buk, terimalah." Ibu langsung
rian dari beliau tetapi beliau mendesakku agar aku menerima pemberiannya ... Aku
fa, belanjaan diletakkan
ana, Buk?"
belanjaan menjawab, "Ada di dala
teriak Sari me
ri yang berada di ruang tamu seraya menjawab
i cemilan kamu mau
lastik besar yang terd
angat banyak,
dalam saku gamisnya kemudi
," ucap Sari sambil membe
an tampak bahagia, Ibu melihat
kakak?" tanya I
k," ucap Lina sa
a melihat raut wajah Ibu
ketika kita kekurangan ... aku membel
mbil, sedangkan Lina masuk ke dalam kama
ke rumah tiga temannya yang sudah meninggal dunia. Tak hanya itu, Sari menceritaka
endiri, Buk," keluhan Sari
napa, Nak?" Sari diam s
ngaja atau tidak disengaja dengan cepatnya menjadi ke
ucapan manusia adalah doa bahkan ada pepatah yang mengat
Nak. Kamu dari kecil pun setiap yang kamu ucapkan
a sore, ia masih duduk di sofa sambil menonton te
lihat banyak notifikasi pes
satu chat dari teman-t
yang ia pikirkan. Tiba-tiba saja Sari teringat akan sesuatu, ia langsung b
an lampu kamarnya. Sari bergegas kembali ke ruang tamu menghampi
on, "Iya, Buk. Makan saja tidak apa-apa aku sud
m saku gamisnya yang masih tersisa, Sar
s ribu ... Aku tabung saja sampai lu
apa uangmu, Nak?" Sari menjawab, "Sisa tujuh ratus ribu, Buk. Uang
dan membeli hal-hal yang tidak penting." Sari menga