Cintaku bukanlah sebuah kebohongan
i... Silakan maju memper
is, dan punya pipi dekik itu berjalan keluar dari kursinya
kenalkan, namaku Agne
isny
sekali ya,
udah punya
guru hanya geleng-geleng kepalang mendengar muridny
. Duduk di sebelah seorang siswi berkacamata, dengan bela
elah mau memperkenalkan diri kalian masing masing dengan baik. Ibu Eve hara
elas 10 ini, ibu ingin kalian mengisi Survey yang ibu b
ngan ke atas. Bu Eve tersenyum menanggapi muridnya, "m
ri pertama sebagai pembelajaran serius. 1 minggu ini kalian bersama gu
rena ini adalah hari pertama kalian masuk dan te
rahat dulu bu sejenak... Kenal-kena
u, siapa na
a murid itu
a saya
an mau masuk ke sekolah ini?" Tanya bu Eve halus. Zaki dan kawannya malah menggaruk kepala gatal-
gkuk mulutnya menjadi huruf O. "Ya itu alasan kebanyakan semua anak memilih sekolah ini,
aneh. Bila dikatakan pintar, mereka tak sepintar yang dikatakan. "Ti
juga
utamakan. Untuk apa hanya pintar, namun tak pernah rendah hati kepada orang lain? Sukanya menyebarkan fitnah tak baik, dan malah memperburuk keadaan orang. Orang yang berprestasi adalah mereka yang bangga akan dirinya yang sudah sukses memba
UJU
kitin orang," Tutur Zaki memainkan bibir tebalnya kesana kemari, membuat semua sis
h, jahat mah gak pernah. Goda ce
da jeda. Apalagi takdir mereka berdua selalu di kelas yang sama, mengapa ya selalu saja. Kata orang mah k
berdua ini
peli mereka berdua. Jadinya, cowok model pelawak itu memiringkan wajah tak m
tu, kenapa gak balik lawan aja... Mungkin kamu lebih puas dikit kalau lihat aku nan
dan siswi di seluruh kelas menertawai pertengkaran mereka, yang entah kenapa terasa lucu
g, bila survey nya sudah diis
arang adalah ibu guru wali kelas kalian. Untuk apa malu, kurangi gengsi--tingkatkan kepercayaan diri demi masa depan yang sudah
u saya
nak?" Cegat Bu Eve memegang siswinya yang pakai kaca
udah silakan k
ngguk di depan Bu Eve. Dia kembali lagi tepat di
ang harus ku pilih... Ini semua sulit sekali bagiku...' Pikir Agne tak bisa dicerna lebih dalam lagi. 'Ka
k, dan tersenyum kecil malu-malu. Tentu membuat Riya memukul keras kepala cowok
k lucu, "um...
ru bertemu dengan seorang artis model majalah kelas atas. "Duh mani
pantas kena batu hantam. "What? Kepedean! Kalau aku suka cowok, minimal
Gori
ER
m Go
ak, kamu pindah kesini ya." Kata Bu Eve menunjuk siswa di depan Zaki untuk berpindah tempa
t halus dan terlihat tak seperti
unggung dari bu Eve. "Tak apa nak, segera d
epan, bersama siswa lain di sampingnya. Setelah saling dijauhkan, keadaan runyam itu pun h
ek
H
uhkan lengannya dari hadapan Alia. Sejak kapan Agne malah mendekatkan diri
lia, terdengar sampai pada telinga Agne. "Oh iya silakan," Jawab Bu Eve. Agne di belakang hanya men
abis, silakan dikumpu
epan. Di atas kertas itu, terdapat pilihan yang akan mereka tempati nantinya. Riya berlari m
elihat wajah Riya yang sangat friendly sekali membu
man adalah pembawa keberuntungan. "Hehe, kamu lucu banget deh..." Ucap Riya tiba-tiba menoel pipi Agne tak jelas, membu
ahan kamu ini ya aku lihat
a cubit pipi gemoynya. "Iya, iya... Kamu ini punya nama sama waja
disini ketemu kamu pasti ba
g bibirnya, "ya a
orang yang mengatakan cinta padanya. Apalagi itu dari
an erat teman barunya yang sudah sa
, gini t
sak
perti anak kecil, juga punya nafas yang tak terkontrol. Jelasnya, sekarang Agne terus menerus menghem
Gak pap
eran
.. Ga
benci a
k k
arang ini? Gak
a, udah lah, jangan bik
di sedikit terpikat dan ingin juga aroma parfum milik Agne yang sa
ya ini... Sumpah,
ayak aroma kamu, tapi gak ketemu-temu. Da
is dan itu tak membuatnya bosan "hm. Ini harganya murah banget lho, aku beli di shop yang baru itu. Di pinggir jalan
jalan-jalan ke alun-alun." Ucap Riya senangnya sendiri. Perempu
ayo ke
teriak. Tapi berbeda suara, bila Agne pasti teriaknya seperti kelinci, tapi bila Riya
naikkan sebelah alis tebalnya ke atas. Melihat cowok itu
-Bers