Fantasi Dina, di Tengah Duda Beranak 3
kadang-kadang bonus diberikan sebagai penghargaan atas prestasi dan pertumbuhan perusahaan yang terus meningkat. Namun, suatu ketika, berita yang mengerikan menyelimuti mereka. Sebuah
dan jumlah kematian yang t
a. Arus keluar masuk barang menjadi terhambat, dengan jumlah barang yang masuk dan keluar semakin berkurang setiap harinya. Kepercayaan klien dan mitra di luar negeri
ksa untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sebagian karyawan karena tidak mampu membayar gaji mereka. Singkatnya, perusahaan mengalami tekanan yang besar dan dikhawatirkan akan mengalami kebangkrutan jika situasi te
a setelah menderita sakit yang berkepanjangan. Ia menghembuskan nafas terakhir setelah beberapa hari mendapatkan perawatan. Seperti tersambar petir di siang hari, Pak A
mlah normalnya. Dalam keadaan seperti itu, Pak Agus merasa tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Ia mulai terjebak dalam kegelapan dunia malam, dengan alkohol dan rokok sebagai teman d
a yang bisa saya bantu?" tanya Dina dengan cepat. "Begini Din, saya berencana untuk menjual seluruh aset perusahaan ini," jawab Pak Agus. "Kita tidak bisa bertahan dengan kondisi saat ini," tambahnya. "Tapi pak, apakah ti
it tertunduk. "Sebenarnya, ada cara lain, Din. Hanya saja, saya merasa tidak tega un
a bisa lakukan untuk mencegah kehancuran perusahaan ini, saya akan
kah kamu kenal Mr. Hanks, yang memiliki perusahaan tambang bat
uh, namun Dina merasa bahwa Mr. Hanks sangat mendambakan kehadiran seorang wanita yang dapat menemani kesendirian dan memuaskan hasrat birahinya yang tinggi. Dina sudah beberapa kali menola
at khawatir?" tanya Pak Agus, m
kan penawaran itu. Bagaimana, Pak?
Hal ini dapat menopang perusahaan ini selama dua atau tiga tahun ke depa
ntu saat perusahaan mengalami kesulitan," lanjut Pak Agus dengan sedikit nada ke
mbuskan asap rokoknya. Dina juga merasa terdampar dalam pikirannya, mencoba mencari jalan keluar untuk membantu perusahaan. Meskipun bayangan buruk melintas
lepon berdering. "Kring kring krin
an siapa saya berbicara?" ucap Pa
kan bahwa tagihan internet belum dibayar selam
a terlebih dahulu. Nanti saya hubungi lagi, y
an. Gimana buruknya keadaan kita s
Din. Besok kita bisa membicarakan lagi tentang taw
pon dari klien yang membutuhkan respons cepat, namun ia merasa bahwa hari itu sangatlah sibuk baginya. Dina meletakkan tubuhnya di kursi kamarnya, angin sepoi-sepoi membawanya terlelap dengan nyenyak. Sekitar tengah malam, Dina terkejut. Ternyata ia tertidur di kursi tersebut untuk w
an dengan Mr. Hanks dan kengerian akan kemungkinan perusahaan tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan. Kedua ketakutan itu memenuhi lamunannya.