Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat
a yang tengah duduk sambil menonton TV di
di ikut casting karena mereka
karena perdebatan mereka soal kostum yang dipak
tak cukup di sini. Selain cantik da
. Matanya yang indah mengerja
ini, Putri sedikit-banyak tahu kalau wanita yang pun
ubah wanita lugu manapun jadi agak picik. Kalau tak begini, mana mungkin Sophia m
sih bisa kau dapatkan. Asal jangan seperti tadi
nan. Meski agak ragu, dia bertany
amu bakal bisa mendapatkan perannya as
dengan orang yang bahkan tak pernah dia temui. Lag
in kamu kenyang. Apa bisa rasa takut membayar sewa t
lak. Kalau hanya bicara dengan produser apa susahnya? K
i kutemani." tambah Sophia wa
membulatkan tekadnya. "Baiklah Kak,
muda dia memang sudah belajar jadi gadis y
Dahlia begitu pulang kerja. Waktu tinggal bersama sang nenek, dia pun bersikap
akan itu dan berucap datar, "Baiklah. Istirahat
kamarnya yang terletak di dekat dapur. Tanpa dia ke
u tidak hmph." gerutu Sophia lalu m
u produser, waktu terus berjalan hingg
k. Tolong jangan membantah." Sophia berkata
au sangat jauh dari kata nyaman. Bagian roknya kelewa
erempuan vulgar yang sedang menjajakan tubuh. Lucun
outer nggak dari sini. Dingin
an rekannya. Tak berapa lama, mereka berdua turun ke parki
terbuka itu hal biasa di dunia hiburan. Namanya juga
i terbaik yang bi
modis, namun berpakaian terbuka pun ada aturannya. Entah terbuka di
gian, apa bedanya d
lah dan jangan terlalu kaku." perintah S
l, sadarlah dia kalau mereka ada di Bharata tower yang didatanginy
i juga?' Batin
pisnya pikiran aneh in
run dari mobil, Sophia langsu
satu sampai dua puluh empat itu lokasi periklanan dan studio film." Sophi
ing
pria muda segera menyambut dan memb
lelaki paruh baya yang duduk sa
amu tetap cantik seperti dulu." sap
angat lalu mencium pipi kir
palagi waktu melihat pakaian yang dikenakan produser itu c
itu?" Laki-laki itu menoleh pada P
at. Aku yakin kamu tak aka
berkata, "Itu belum bisa dikatakan. Kita
ambun itu tertawa keras hingg
i Bharata group," ujar Sophia yang tanpa sungkan langsung menghe
tadi tak menarik minat ini. "Hai Om, kenalkan
etua itu cantik. P
angan itu. Putri yang ketakutan maki
oni. Ramah sedikitlah pada tamu." Sop
aafkan ke
a tadi langsung membawa baki yang di atasnya
oni yang langsung membuka tutup botol dan menuangkan m
udah minum sambil ngobrol santai,
mannya?" tanya Sophia yang su
mulutnya hampir memuntahkan minuman yang berasa
buhnya lebih rileks. Anehnya, seiring dengan ini kepala Putri pun mulai pusing sem
enahannya, Putri memaksakan diri mengangkat kepala da